Hari ini Venus berada di pangkuanku. Setelah berkelana mengitari pusat kehidupan dua kali, kini ia kembali. Namun ada yang berbeda dengannya. Entah apa, mungkin karena sinarnya yang lebih terang. Sinar yang hangat hingga menyentuh dasar hati.
Aku hanya bisa terdiam di sini. Mengintip keindahannya di balik orbit bumi. Ingin aku meraih kembali tangan itu. Membawanya keluar dari titah suci bimasakti, untuk menjelajah alam raya tak berujung. Hanya ada aku, dia, dan kekosongan.
Dua kala revolusi kau entah dimana. Kini kau tepat berada di titik perihelium orbit. Tak ada yang berubah. Sinarmu meluap-luap, ceria, dan cemerlang. Hanya ada satu yang tak sama, sentuhan hangat jemari dewi Aphrodite. Mengingatkanku kembali akan definisi apa itu cinta. Bagai rindu akan sesuatu yang telah lama terkikis akan logika tak terbantahkan.
Detik ini, tepat dua kala revolusi. Entah masihkah deretan angka itu masih tersimpan di benaknya. Ketika semua dimulai hingga akhirnya ditinggalkan untuk dicaci. Menarik sepi sebagai selimut. Untuk kemudian meringkuk di bawah bekunya musim gugur. Di sini aku masih menanti. Sentuhan sang Dewi cinta atas kehidupan daun-daun kering yang terserak begitu saja di jalan.

Dimas adalah seorang blogger, penulis, dan motivator tunanetra kelahiran kota Jakarta yang bertepatan dengan perayaan Hari Pramuka tahun 1988. Lulusan program S1 Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia ini berkarir sebagai seorang PNS Peneliti di Pusat Riset Pendidikan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Saat ini Dimas sedang menyelesaikan kuliah Master of Education di The University of Adelaide, Australia.
Love it.
udah kayak iklan MC Donal
yee… iklan mc donal mah "I'm loving it". *dijawab* :p
ya. sebelas dua belas lah. anyway, thanks udah mau love tulisan yang rada ngawur2 ini 😀
Sama2. Kan satu spesies kita. Ini sbnrnya modus kok soalnya mau maksain kamu baca tulisan ga jelasku juga besok2. :p
oh gitu. ok #cukuptahu. :D. ya satu spesies masih bisa beda varian kalo di tabel taksonomi