Ada dua alasan ketika mencintai seseorang. Pertama, karena dicintai. Kadang hati tergerak untuk mencintai ketika tahu bahwa ada seseorang yang mencintai kamu. Sebab hati bukanlah batu atau logam, ia sesuatu yang lunak. Ketika dirasa ada ketulusan dan kejujuran dari seseorang, maka ia akan mencair. Tak heran jika ada pepatah Jawa yang mengatakan “Witing Trisno Jalaran Saking Kulino” atau jika diartikan secara bebas “jatuh cinta karena biasa atau simpati”.
Tak ada yang salah dengan tipe pertama ini. Sebab hampir tak mungkin sepasang manusia dapat jatuh cinta dalam waktu yang bersamaan. Jika ada istilah “Love at the first sight”, aku rasa itu bukan cinta, melainkan kekaguman atau simpati, belum beranjak jadi cinta. Pasti ada satu pihak yang memulainya lebih dulu. Maka hukum aksi reaksi berlaku. Apakah akan menghasilkan saling cinta, hilangnya rasa, atau mungkin cinta bertepuk sebelah tangan.
Kedua, adalah mencintai seseorang karena tak ada alasan yang cukup kenapa harus mencintainya. Ketika seseorang jatuh cinta, mayoritas tentu akan berharap cintanya akan berbalas. Satu pertanyaan yang selalu muncul yaitu “apakah ia juga merasakan hal yang sama?”. Namun ada juga yang tak berharap cintanya berbalas. Moto kebanggaan orang seperti ini adalah “cinta tak harus memiliki”. Menurutku ini bukan cinta. Sebab cinta memang bukan memiliki layaknya benda, melainkan saling melengkapi tanpa sela.
Ketika memutuskan untuk jatuh cinta, ada yang ingin segera cinta itu berbalas dan menjalin sebuah hubungan. Tapi ada pula ia yang ingin cinta itu berjalan lambat apa adanya. Biar ia mengalir dan akan membawanya kemana. Menurutku, cinta yang seperti ini akan lebih tulus dan teruji oleh waktu. Bukan cinta yang terburu-buru dan penuh dengan strategi serta trik. Sebab aku yakin, cinta itu tak perlu rumus, ia akan datang dan menetap pada hati yang dipilihnya.
Seperti kata seseorang bahwa ketika cinta itu dicari, maka akan selalu menemui orang yang salah. Salah yang mungkin karena ia bukan bagian dari takdir, atau pencarian itu sendiri hanya akan menjumpai cinta yang belum tepat. Cinta punya hak atas insan yang ingin memilikinya. Ia tahu kapan harus datang, bagaimana, dan kepada siapa.
Namun terkadang yang jadi masalah, ketika ingin merealisasikan cinta, seseorang terbentur pada pertanyaan “apakah ia juga mencintaiku?”. Pertanyaan ini muncul ketika dalam proses khawatir terjebak dalam perasaan yang apakah itu cinta, simpati, atau hanya sekedar kasihan? Karena mungkin perhatian dari seseorang yang didapatkan, tak hanya untuk kamu seorang. Dapat saja karena ia memang berperingai baik, sehingga bersikap perhatian pada semua orang, selain kamu. Sebuah hal sederhana tapi banyak membuat orang tak mampu beranjak karena tak yakin dengan cintanya dan dirinya.
Aku teringat salah satu nasihat teman yang saat itu sedang mempersiapkan pernikahannya. Bahwa ketika kau mencintai seseorang dan ingin selalu bersamanya, tak perlu harus memastikan 100% apakah ia juga mencintaimu atau tidak. Karena tak semua orang punya karakter secara lugas menunjukkan rasa cintanya kepada seseorang. Mungkin jika itu ada, ada peluang hanya sekedar flurting, bukan cinta yang sejati. Tak perlu ragu juga apakah yang ia rasakan itu cinta, sekedar simpati, atau hanya kasihan padamu. Tak ada satu manusia pun yang tahu persis isi hati seseorang. Paling tidak, akhlaqnya itu sudah jadi sedikit alasan untuk layak dicintai. Maka, hanya mintalah kepada Allah, sang pemilik hati manusia. Mintalah kepada Ia, jika kau mencintai seseorang dan ingin ia juga merasakan apa yang sama denganmu. Sebab hanya Allah yang mampu membolak-balik hati manusia.
Pada akhirnya, manusia akan kembali pada Tuhan yang menciptakannya. Jika perasaan ingin tahu hanya akan membuat galau, maka serahkan kepada Ia yang telah mengatur segalanya untukmu. Sebab, ketika kau ragu dengan cintamu, ada kemungkinan pula bahwa kau takut akan ditolak olehnya. Jika ya, maka serahkanlah kepada Penguasa Hati. Ia mampu membuat apa yang tak mungkin dari manusia, menjadi mungkin. Ia mampu membuat ia yang kau cintai menjadi mencintaimu meski sebelumnya tak ada rasa.
Aku memohon kepada Allah, Tuhan yang menguasai hatiku dan hatimu, semoga kau bukan lagi orang yang salah untukku. Semoga Ia membuatmu merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Cinta yang dewasa, mengalir seiring berjalannya waktu ke dalam hatimu, bukan kumpulan buih yang dapat terberai, dan hilang.(DPM)
Tulisan yang indah sekali..
saya pernah disakiti, tapi saya yakin Allah pemilik semua hati, yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.. Dia tak mungkin mendzolimi hambaNya bukan?
saya yakin, jika mencintai, insya Allah dicintai.. Karena Allah pun begitu kepada kita.. Cinta kita kepada Allah, akan dibalas Allah berkali lipat..
Jadi… bagi saya, cinta yang bertepuk sebelah tangan, mencintai orang yang mengabaikan kita, adalah tindakan yang (maaf) bodoh, dan hanya membuang-buang waktu saja.
Siapa tahu ada seseorang di luar sana yang lebih berhak kita cintai dan akan mencintai serta membawa kebahagiaan bagi kita bukan?
Hanya Allah yang bisa mengabulkan isi hati kita ya..
Maaf, kok saya jadi curcol disini ya..
Hehehe..
Makasih untuk tulisan yang indah ini, Dimas..
Salam kenal ya..
– Thia –
halo mbak Thia. salam kenal juga. terima kasih lho sudah mau berkunjung dan membaca blog saya. hehe. iya, setuju sekali. Tak ada segala sesuatu yang sia-sia di dunia ini. Bahkan sesuatu yang dianggap sia-sia oleh manusia, ada kemungkinan hikmah yang disiapkan Allah dibaliknya. 🙂
Wow… aku suka sekali dengan kalimat penutupnya : "Cinta yang dewasa, mengalir seiring berjalannya waktu ke dalam hatimu, bukan kumpulan buih yang dapat terberai, dan hilang"
Daleeemmm banget menurutku.
Salam kenal 🙂
terima kasih mbak Reni 🙂
subhanallah.. tulisannya bagus banget.. cinta itu anugrah yang terindah dari Tuhan untuk dirasakan oleh setiap manusia atau makhluk yang laiinnya..
aku memilih untuk mencintai sesama manusia dengan apa adanya, karena cinta kepada sesama itu bersifat sementara 🙂
mas Dimas, salam kenal yaakk..
sangat berharap suatu saat bisa berjumpa dengan mas Dimas.. 🙂
Waalaikumsalam.. sama2 mbak. terima kasih sudah berkunjung 🙂
#KODE banget ini brooo…. 😀
yaaaa. dia malah komentar yang pas beginian. hahaha. thanks om udah visited 😀
Howdy! Would you mind if I share your weblog with my twitter group? Theres lots of people that I think would truly enjoy your content material. Please let me know. Thanks bkcddcgkfaad
no worries. thanks mate 🙂
wah memang cinta gak ada matinya
ya begitulah cinta, deritanya tiada akhir 😀