Abstraksi Cinta 13

Malam ini kembali aku ingin menulis. Memasuki dunia yang sepenuhnya kumiliki, dan sepenuhnya aku menguasai hidup di dalamnya. Dunia dimana kita diberi cukup waktu untuk berfikir, lalu menghapus, mengedit, copy paste, atau menekan tombol undo. Sesuatu yang di dunia nyata hampir mustahil terjadi.

Di sini dengan menulis aku dapat bicara denganmu. Tanpa harus gugup, menelan kembali kata yang sudah berada di ujung lidah, atau lebih memilih diam dan menikmati tiap detik yang terlewat di dekatmu. Di sini aku dapat menjadi orang yang paling perasa, mampu membaca apa yang ada di fikiranmu, apa yang menjadi keinginanmu.

Dia kembali datang, tiba-tiba,, setiba-tiba perginya pula. Mengusik lagi sebuah kondisi yang sudah hampir terbiasa, menjadi luar biasa kembali. Di saat yang tiba-tiba itu, banyak yang seharusnya ingin kutanyakan. Mengapa ini dan mengapa itu. Tapi semuanya terpendam dalam di dasar sana. Tak jadi terangkat dan hanya diam meski saling tahu bahwa ada kata yang tak terucap saat itu. Kelembutannya yang membuat jantung ini jatuh hingga ke perut. Membuat diam seakan lebih dari cukup menggantikan sejuta kata yang harusnya terucap.

Tak pernah banyak menit yang aku dapatkan, tapi di dalamnya terdapat sejuta detik momentum yang tak akan terganti. Ingin sekali lagi bertemu, tapi mungkin apabila itu terjadi tak akan banyak kata yang terucap. Tapi jika tidak kita coba, maka kita tak akan tahu bukan? Siap untuk gagal, siap untuk sakit, dan siap untuk mati, mungkin itu yang akan membuat hari ke depan lebih kuat.(DPM)

2 Comments

  1. Tulisannya bagus, kalimat-kalimatnya puitis 🙂

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending DPM