Mulai awal tahun ini, Pengelola Nama Domain Indonesia (Pandi) memberi akses lembaga atau individu untuk memiliki Top Level Domain (TLD) berakhiran .ID. Sebelumnya user hanya diperkenankan memiliki Second Level Domain (SLD) berakhiran seperti .or.id, .co.id, .web.id, .my.id, dst. Menarik memang, tapi ada beberapa alasan tidak beralih ke domain anything.id.
Pemikiran saya ini bukan tidak beralasan, sebab dalam beberapa acara, Pandi memang mendorong para blogger misalnya agar beralih menggunakan domain .web.id atau .my.id yang belum lama diluncurkan. Dibanding domain berakhiran .com, .net, atau .ord yang tak ada identitas lokal pada penamaan domainnya. domain .ID memberikan identitas yang tak terbantahkan. Bangga juga bukan jika makin banyak website dan blog yang memberikan informasi bermanfaat di jagad internet dengan domain berakhiran .ID yang sudah pasti dikelola oleh orang Indonesia?
Selain itu, harga domain seperti .web.id dan .my.id juga relatif lebih murah dibanding .Com atau .Net. Harga domain keduanya hampir setengahnya dibanding domain internasional. Jadi cukup menguntungkan dan beralasan apabila kita sebagai orang Indonesia mulai beralhir ke domain lokal pula. Istilahnya, Think Globally, act Locally. Akan tetapi pemikiran itu sirna ketika mendengar desas-desus mengenai peluncuran domain TLD .Id tersebut yang dipastikan dengan press release dari Pandi di akhir bulan Januari lalu.
Pengguna domain .id yang terhormat,
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) merilis penggunaan Domain
Tingkat Tinggi (DTT) .ID, yang populer dengan istilah “anything.ID”.Dengan peluncuran domain “anything.ID”, publik dapat menggunakan domain
.id secara langsung, seperti: pandi.id, kompas.id, belanja.id, budiman.id,
astra.id, atau yang lainnya. Domain “anything.ID” dapat digunakan oleh
individu maupun institusi Indonesia, atau merek yang terdaftar di
Indonesia.Sebelum tersedia untuk umum seperti domain-domain lainnya, akan diadakan
tiga tahapan privilege:1. Periode Sunrise
Periode ini terbuka bagi semua pemegang merek yang terdaftar pada Ditjen
HaKI Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Periode ini berlangsung
pada 20 Januari – 17 April 2014.
2. Periode Grandfather
Periode ini terbuka bagi semua pemegang domain tingkat dua (DTD) .id yang
sudah terdaftar sebelumnya. Periode ini berlangsung pada 21 April – 13 Juni
2014.
3. Periode Landrush
Periode ini terbuka bagi semua warga negara Indonesia yang memenuhi
persyaratan ketentuan penggunaan nama domain. Periode ini berlangsung pada
16 Juni – 15 Agustus 2014.Tepat pada 17 Agustus 2014, domain “anything.ID” akan memasuki tahap
general availability atau tersedia seperti domain-domain lainnya.Untuk keterangan lebih lanjut, silakan kunjungi www.domain.id atau email
ke [email protected].
Atau, hubungi pengelola nama domain anda untuk pendaftarannya.
Alasan utama dari keragu-raguan tersebut adalah isu mengenai harga untuk pendaftaran dan juga berlangganan domain TLD berakhiran .ID. Ada isu bahwa biayanya sekitar 500.000 per tahun dan lainnya. Dari isu itu saja sebagai blogger yang bangga dengan identitas Indonesia melalui domain .ID, sudah tak banyak komentar dan berniat untuk menggunakan layanan tersebut. Agak kurang masuk akal, apalagi bagi blogger personal, berlangganan domain dengan harga 10X lipat dibanding harga normal.
Akhirnya, kegelisahan itu terjawab dengan release resmi berikutnya dari Pandi di awal bulan Mei mengenai gelombang kedua pendaftaran domain anything.id beserta harganya.
Pengguna nama domain .id yang kami hormati,
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) akan meluncurkan nama domain .apapun.id. pada 17 Agustus 2014. Dengan peluncuran nama domain ini, domain .id yang sebelumnya hanya dapat digunakan dalam bentuk Domain Tingkat Dua seperti co.id, biz.id, my.id, ac.id, dan sebagainya, sekarang dapat langsung digunakan dalam bentuk Domain Tingkat Tinggi .id.
Sebelum peluncuran Domain Tingkat Tinggi ini, PANDI membuka kesempatan khusus bagi para pemegang Domain Tingkat Dua .id untuk mendaftarkan nama domain apapun.id pada periode prioritas 21 April – 13 Juni 2014. Pemilik namadomain.co.id, misalnya, dapat mendaftarkan namadomain.id
Ketentuan:
– Pendaftar adalah Warga Negara Indonesia yang memiliki identitas resmi (KTP/SIM/Paspor).
– Pengguna Domain Tingkat Dua (DTD) yang dapat mendaftarkan Domain Tingkat Tinggi (DTT) .id adalah pengguna domain co.id, net.id, biz.id, or.id, web.id, my.id, ac.id, sch.id, desa.id, go.id, dan mil.id yang sudah terdaftar sebelum 21 April 2014.
– Nama domain yang didaftarkan sama dengan nama Domain Tingkat Dua (DTD) .id.
– Format domain adalah: [Nama Domain].ID.
– Domain terdiridarihuruf a . z, angka 0 . 9,danKarakter ….
– Panjangdomain minimal 5 karakterdanmaksimal 63 karakter (pendaftaran domain kurang dari 5 karakter dapat dilakukan dengan izin khusus dari PANDI).Biaya Administrasi : Rp 250.000,- (dibayarkan sekali)
Biaya Akuisisi : Rp 2.500.000,- (dibayarkan sekali)
Biaya tahunan : Rp 500.000,- (dibayarkan pada registrar setelah domain disetujui)Keterangan lebih lanjut dan pendaftaran kunjungi www.domain.id atau email [email protected]
Dari yang dahulu ketika mendengar bahwa akan ada domain anything.id ini jadi bersemangat untuk mematenkan nama Dimas dalamd omain .ID, akhirnya semangat itu sirna setelah tahu mengenai kebijakan harga tersebut dari Pandi. Ada beberapa poin yang dapat disimpulkan dan menjadi alasan mengapa saya tidak memilih domain anything.id:
- Harga untuk pendaftaran serta langganan domain anything.id saya rasa sangat tidak rasional khususnya bagi individu blogger. Harga itu bahkan jauh melebihi biaya langganan hosting lokal yang standar untuk penggunaan personal.
- Sekali lagi dengan alasan pertama, menjadi tidak terlalu worth it untuk susah-payah menggandi nama domain pada blog dan me-redirect semua URL yang sudah masuk ke search engine ke domain yang baru.
- Masih didasari oleh poin pertama, niat sebagai anak bangsa yang ingin memperkenalkan nama Indonesia pada dunia jadi terciderai dengan harga yang “selangit” itu. Harusnya pemerintah mendukung tiap rakyatnya agar go online dan mempromosikan negaranya, tapi malah seakan-akan semangat itu dikomersialisasi oleh negara. Bahkan seharusnya para blogger lokal ini difasilitasi karena telahmenjadi agen-agen promosi bangsa.
- Terakhir, saya sudah cukup puas dengan memiliki domain dimasmuharam.com dan dimasmuharam.com yang secara tidak langsung mematenkan nama Dimas yang agak populer (baca: pasaran) itu di jagad internet. Dengan biaya hanya Rp 100.000 untuk biaya langganan selama dua tahun, masih merupakan angka yang masuk akal bagi para blogger.
Itu beberapa latar belakang dan alasan tidak beralih ke domain anything.id. Semoga dibaca oleh para pembuat kebijakan dan menjadi masukkan yang dipertimbangkan. Kamu boleh setuju atau tidak dan mari kita bahas di kolom komentar.

Dimas adalah seorang blogger, penulis, dan motivator tunanetra kelahiran kota Jakarta yang bertepatan dengan perayaan Hari Pramuka tahun 1988. Lulusan program S1 Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia ini berkarir sebagai seorang PNS Peneliti di Pusat Riset Pendidikan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Saat ini Dimas sedang menyelesaikan kuliah Master of Education di The University of Adelaide, Australia.
Wah.. iya gan kalau pengeluaran awal aja dah segitu.. mikir empat kali untuk pake .id
Makasi dah buka wawasan saya gan
naaah… selama ini saya selalu mempertanyakan berapa harga .id ini.. eh ternyata muahaaal..
yang standar biasanya 100ribu setahun kapasitas 1Gb
Memang terdengar konyol. PANDI pengen spy kita memajukan bangsa dengan memilih domain .id tp harganya mahal banget.
Saya penyedia hosting, paket paling murah Rp. 50.000,-/tahun berkapasitas 250 MB. Klik nama saya.
FYI gan.. saya nyangkut disini akibat keyword yg saya ketikkan adalah: 'konyolnya domain .id" & blog agan bisa nangkring paling atas wekeke.. *iseng
Saya juga heran gan, kok harganya semahal itu ya? Awalnya minat, tp setelah tau harganya kok jadi keki. Jika memang 'demi Indonesia' harganya mbokya jgn semahal itu..
Apalagi cara dapetinnya dg cara dilelang.. hmmm..
wah, terima kasih gan udah masuk dari keyword yang seperti itu. hehe. ya. tapi setelah ngobrol2 dengan orang Pandi, ktanya sih domain .id ini memang tidak ditargetkan untuk penggunaan personal, tapi untuk komersial. makanya harganya selangit.
iya mungkin maksudnya bgitu ya. jadi bisa pesan domain secara bebas seperti domain-domain SLD lainnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa harga domain .id masih relatif tinggi.
kalo hosting paling murah berapa ya?
Ada 4 periode: Sunrise (didalamnya terdapat lelang), Grandfather, Landrush dan General Availability. Di masa sunrise senilai 500.000, entah apakah di masa General Availibility akan lebih murah atau tidak. Perbedaannya juga ga tahu apa. Kalau tetap 500.000,-, paling2 hanya BUMN aja yg beli.
dan masalahnya, kita ga tahu apa yang membuat harga domain itu jadi semahal itu. berapa basic cost yang diperlukan? Jangan sampai kita "diambil untung" dari upaya kita untuk mempopulerkan bangsa kita sendiri.
sekedar tambahan info, utk masa general availability nanti, biaya akuisisinya yg hilang (jadi Rp 0) tp biaya tahunannya tetap 500ribu.
Memang ini domain premium dan saya pribadi memang tidak berminat memilikinya. cukup punya my.id. Pangsa pasarnya memang bukan blogger biasa seperti kita.
Pendapat sy pribadi sih gak masalah harganya mahal karena ada alternatif my.id n web.id, kalo ga ada alternatif itu baru jd masalah. Hehehe. Jadi ga perlu paksakan diri punya anything.id.
ya agak disayangkan memang. tapi dengan domain web.id atau my.id sudah lumayan lah
Maksudnya "general availability atau tersedia seperti domain-domain lainnya" itu gimana ya…?
Kalau seperti gTLD, jelas anything.id tidak istimewa. Yang bikin istimewa khan ccTLD yang mengharuskan registrant nyetor identitas penanggung jawab. Kalau seperti gTLD yang dijual bebas dengan harga tinggi mending tetap berada di bawah naungan 2ndLD sepeti .web.id atau .co.id, lebih dapat dipercaya, dan lebih murah.
Benar juga mas.. saya kira herganya terlalu mahal kalau untuk personal.
sebenarnya pengen juga punya domain .id 😀
Saya cek di beberapa registrar domain harga per .id domain hingga berkisar 550 rb. Sangat mahal untuk orang2 Indonesia.
Rasanya Pandi kurang bijak dalam menentukan harga, pasti domain ini juga tidak bisa bersaing di tingkat internasional melawan domain .co, .in atau .me yang juga cctld
berarti solusinya beli yang web.id atau my.id aja mas. sekitar 50ribu-an. Sepertinya yang TLD .id itumemang dibuat eksklusif. sayang banget ya.
ah, saya baru kepikiran kalo domain .id itu juga bisa dijual bebas ya seperti .cc atau .co dst. Tapi kalo dari latar belakang mengapa dilepas domain .id ini kan untuk identitas Indonesia. Seharusnya dibuat murah dan hanya untuk warga negara Indonesia aja dong. Jangan sampai nanti maksud dan praktiknya berbeda.
Iyaa mas bro, domain.id mahal heheh, padahal rencana saya domain http://www.rentalmobilbali.co.id mau saya naikkan jadi rentalmobilbali.id eh kok ya malah mahal lumayan.
Salam
buat perusahaan padahallebih asik kalo tetap yang ada .co.id mas. Jadi biar formal. Sebetulnya domain .id itu enaknya buat para blogger atau individu orang Indonesia. kan sembari menggalakkan semangat menulis di blog juga.
Ajee gile segitu harganya paling murah 495 rebooo,,, kapan maju bangsa kita ini, semoga orang PANDI baca unek unek kita disini sahabat sekalian. Salam kenal dari ujung barat ID.
semoga aja baca bro. Entahlah itu nama bangsa kok jadi komersil gitu ya.
saya sebenernya pengen beli domain.id namun berfikir ulang karena bukan buat bisnis ko rasanya berat sekali ya, dengan harga hampir 500 rb. ya mudah-mudahan pemerintah cepat sadar 😀 kan mau ngembangin industri kreatif 🙂
semoga saja
iya memang sayang. hal yang terpenting itu pakai nama Indonesia, yang harusnya jadi hak kita sebagai bangsa
Sepertinya masih bagusan domain dot com lebih umum. Saya pikir dengan harga yg mahal seperti itu tidaklah merakyat he, he
iya sangat tidak merakyat. terus saya dapat email terbaru dari domain.id bahwa untuk domain antara 2 sampai 4 karakter dot id, itu harnya fantastis. Untuk domain dua haruf dan dot id, bisa mencapai 500juta! ini fair ga sih? ketika domain yang harusnya jadi milik publik dan bisa pakai sistem siapa cepat dia dapat terus sudah dikapling2 begitu?
Sebenarnya pihak PANDI melakukan pembatasan minimal pembelian 2 huruf – 63 huruf untuk menghindari makelar website. Harga 2 huruf dipatok Rp 500 juta, karena makelar website bisa menjual nya kembali dengan mudah dan harga yang lebih fantastis dari harga Rp 500 Juta. Oleh sebab itu, PANDI tidak ingin terjadi hal ini.
Mengapa domain 1 huruf juga tidak dibuka, karena makelar website Luar negeri akan melakukan apapun demi keuntungan yang mencapai 10x lipat dari harga pembelian. Bedanya dengan 2 huruf, harga 1 huruf mampu mencapai 5x – 10x lipat dari harga 2 huruf.
Semoga Dimas mengerti PANDI maksud. Terima kasih
Kalau sampai saat ini sih aku masih suka domain .com. ;D
terima kasih tambahan informasinya 🙂
cuma sayangnya, stock buat dapat nama domain .com yang bagus-bagus udah makin sulit kak. coba aja deh domain .web.id atau .my.id lebihm urah juga (kecuali kalo .com lagi ada promo sih) hehe 😀
Rata-rata domain .com yang bagus-bagus parking domain. 🙂
iya. itu istilahnya premium domain. terus dibandrol sampai milyaran harganya. ck ck ck
wihhh keren ya bisa alih domain id ^^
iya. cuma sayangnya dengan domain ID, mostly visitor kita akan hanya dari Indonesia apapun content-nya. Meski content itu berbahasa Inggris
Harga sewa domain .ID mahal sekali buat saya. tapi mungkin lain kali saya akan pake domain ini. mudah-mudahan ada rezekinya hehehe
hai mbak Linda. Iya memang agak mahal. tapi membaganggakan memang jika bisa punya domain .ID 🙂 terima kasih ya sudah berkunjung anyway 🙂
Entah kenapa, saya masih suka dengan .com. 😀
ya. sebab rasa suka atau cinta memang kadang tak butuh alasan sih 😀
Awalnya sy berpikir kain-baju.com mau sy ganti kain-baju.id tapi mahaleeeee ….. Klo sy punya 10*400.000 dah 4jt / thn buat domain aja. Ngeriiii … Com/net msh oke.
iya. memang mahal banget sih. hehe. selain itu, buat SEO juga ternyata masih bagus global domain seperti .com
setuju mas dimas, 500… mungkin masuk akal untuk sebagian orang, tapi worth atau tidak… saya hanya bisa bilang turut prihatin…
beberapa tahun lalu ada lomba-lomba blog dengan salah satu hadiahnya adalah gratis domain anything.id UNTUK TAHUN PERTAMA. Saya langsung menyimpulkan, itu bukan hadiah yang menarik….
iya. karena banyak juga web hosting yang kasih promo biaya murah atau bahkan free langganan domain .id di tahun pertama. Baru setelah itu, biayanya luar biasa mahal. Padahal namanya domain itu kan investasi ya. Setelah setahun tentu ada traffick dan backlinks dan branding juga, jadi mau ga mau ya harus diperpanjang dengan biaya yang tak murah itu.
Setuju banget kang sama alasan untuk tidak beralih ke doamin .id. Terlalu mahal untuk sebuah blog atau website pribadi.
Sepertinya target Pandi adalah perusahaan makanya di mahalin :p
pengguna personal sepertinya memang diarahkan untuk pakai .web.id atau .my.id yang relatif murah.
Tetap .com sih pilihan saya untuk koleksi maupun di branding.
.id itu sekarang sudah murah pertahunnya hanya 300rb, cuma marketing tidak segencar .io secara internasional, jadi percuma disimpan pun tidak akan laku mahal.
.id memfokuskan ke target lokal, tidak seperti .io yang booming di internasional sehingga harganya selangit. Kalo di lokal, siapa yang berani domain mahal? perbedaan mindset bahkan perusahaan besar pun tidak berani beli domain seharga diatas 50jt.
Saya ada banyak domain bahasa indonesia satu kata yang melambangkan beberapa bidang profesional, yang kata orang akan mahal harganya, namun kenyataan di lapangan, tidak ada yang berani beli domain diatas 5 jt. Selama 5 tahun tidak ada yang berani beli, akhirnya saya jual murah dan ada yang dibiarkan expired, bahkan sesudah expired pun setelah beberapa tahun tidak ada yang mendaftarkannya.
Percuma menyimpan .id, anggaplah 5 tahun biaya perpanjang total 1.5jt, dijual pun tidak akan lebih dari $100, jadi rugi deh. hahaha
menarik sekali om opininya. saya setuju dengan pemikirannya. marketing domain .id memang agak melempem ya. padahal .id itu cukup menarik untuk jadi domain internasional. id bisa diasosiasikan dengan identity.
Kalau pake domain co uk buat target indo gimana ya ?
biar nge'he yang uk aja berani kasih harga murah kok, masa sama publisher lokal sebegitunya
kurang efektif dan efisien
sepertinya kurang sip mas kalau pakai .co.uk di target Indonesia.
Iya setuju. seharusnya domain .id gratis aja ya satu untuk tiap NIK.
id memang keren tapi saya lebih suka domain .net hehe