Dokumentasi ketika presentasi di diskusi Pecha Kucha Jakarta vol.14 mengangkat tema Edu+ di hari Kamis, 23 Mei 2013. Acara yang berlangsung sore hari di resto Es Teler 77 Blok-M ini memberi pengalaman sharing presentasi yang baru untukku. Bagaimana tidak, kita diminta untuk berbagi mengenai sebuah topik dengan media presentasi yang dibagi ke dalam 20 slide dan tiap slide diberi jangka waktu 20 detik. Sehingga, total waktu yang dialokasikan kurang lebih 6 menit 40 detik. Jujur, presentasi ini buatku agak sedikit nervous karena singkatnya waktu, sedangkan terbiasa dalam format talkshow yang interaktif dan relatif santai.
Dikutip dari info yang diberikan oleh Maverick selaku penyelenggara, Pecha Kucha (biasa disebutkan dalam tiga suku kata “peh-chak-cha”) adalah istilah dari bahasa Jepang untuk menggambarkan suara percakapan di dalam sebuah ruangan yang penuh orang. Istilah ini dipinjam oleh Astrid Klein dan Mark Dhytham, dua arsitek dari Klein Dhtyham Architecture untuk menggagas sebuah ajang networking dan gathering seru dan menyenangkan. Ajang bersifat santai ini menjadi tempat berkumpul orang-orang kreatif berbagi ide. Pecha Kucha pertama kali diselenggarakan di Tokyo pada bulan Februari 2003, kini, Pecha Kucha telah diselenggarakan di lebih dari 500 kota di seluruh dunia.
Di Pecha Kucha, setiap orang berkesempatan untuk berbagi cerita tentang hal yang disukainya dan bermanfaat bagi orang lain. Keunikan Pecha Kucha ada pada format presentasi 20×20, dimana pembicara menuangkan idenya melalui 20 slide dimana setiap slide-nya berdurasi 20 detik. Hasilnya adalah presentasi berdurasi 6 menit 40 detik yang singkat, padat, dan tentunya jauh dari membosankan.
Di Jakarta, Pecha Kucha dimulai sejak tahun 2009 dan sudah menghasilkan 13 volume. Banyak orang-orang hebat dan menginspirasi sudah berbagi ide dan pengalamannya di forum ini. Sebutlah nama pak Joko Widodo yang saat itu masih menjadi walikota Surakarta dan Panji Pragiwicaksono dengan akun Twitter @Pandji. Sedangkan pada volume ke 14 ini diangkat tema Edu+ dimana ingin diangkat berbagai hal di dunia pendidikan yang kreatif dan mungkin tidak ditemui di pendidikan formal. . Di antara yang hadir malam itu ada konsultan mengenai financial management, Sekolah Alam Kandang Jurang Doank, Idenesia dari Dirgayuza Setiawan, pendidikan anti-bullying, dan sexual education untuk anak.
Aku mendapat urutan ketiga di malam Pecha Kucha untuk berbagi mengenai Kartunet.com dan pendidikan inklusif. Bagaimana dengan peranan teknologi informasi mampu mendukung pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Bagaimana pendidikan inklusif yang merupakan konsep pendidikan untuk semua yang sesungguhnya, mampu menjadikan siswa cerdas sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Seperti apa strategi yang dapat diterapkan oleh siswa berkebutuhan khusus ketika belajar di sekolah reguler agar mampu bersaing dengan siswa umum lainnya. Berbagai pertanyaan itu coba aku jawab dalam presentasi selama 400 detik dan sekaligus memperkenalkan mengenai Kartunet.com dan kegiatan komunitasnya.
Acara berlangsung tidak terlalu formal. Slide presentasi sudah diformat dengan template Pecha Kucha, sehingga berjalan otomatis dan berganti slide tiap 20 detik. Para Pecha Kuchers, sebuatan untuk yang hadir dalam forum, dapat mengikuti presentasi sembari menikmati santapan yang sudah disediakan. Menariknya juga, tak ada sesi tanya jawab pada tiap presentasi. Antara audience dan presentator diharapkan dapat berinteraksi di luar sesi presentasi selama berlangsungnya acara untuk langsung menyapa dan mengobrol mengenai tema yang diangkt malam itu. Pecha Kucha memang ajang untuk berbagi inspirasi dan menunjukkan pada publik mengenai ide dan gagasan, serta langsung mendiskusikannya dengan banyak orang. Selain itu, diadakan juga kompetisi live twit dan pemberian doorprise yang membuat acara terasa lebih seru.
Rasa syukur untuk kesempatannya dapat terlibat dalam Pecha Kucha Night dan jadi bagian dari event yang di dalamnya dihadirkan orang-orang hebat. Aku tentu tidak sebanding dengan mereka yang sangat passionate di bidangnya dan sudah banyak menginspirasi orang. Namun kesempatan ini tentu tak dapat disia-siakan untuk ikut berbagi mengenai Kartunet.com dan isu disabilitas yang memang belum mendapat ruang besar di masyarakat. Tak lupa terima kasih kepada mbak Nena dari Maverick yang telah mengundang kami dalam event seinspiratif Pecha Kucha Jakarta. Untuk kamu yang tak hadir malam itu dan ingin melihat video materi presentasi di Pecha Kucha Jakarta vol.14 dengan tema Edu+, silakan simak video di bawah ini. Terima kasih, dan semoga ada lagi kesempatan berbagi di event serupa Pecha Kucha.(DPM)
hihi, nama acaranya lucu ya mas. 😀
iya. itu dari bahasa Jepang nama acaranya Pecha Kutcha 🙂
asyik , dan bisa banyak berbagi ilmu ya
iya betul. Alhamdulillah. terima kasih ya sudah berkunjung 🙂