Mungkin terlalu dini merencanakan Ramadhan selanjutnya mengingat ini baru hari kedua puasa. Namun bukan soal ibadah yang mau dishare kali ini, tapi beberapa rencana yang masih pada tahapan mimpi. Tak ada salahnya bukan untuk sekedar memiliki cita-cita. Sebab ketika sudah meniatkan sesuatu, disadari atau tidak ada motivasi terselubung yang Insya Allah mampu membawa ke sana. Apabila aku lupa sekalipun, semoga tulisan ini menjadi do’a dan Allah membimbing langkah-langkahku.
Ada dua suasana yang ingin aku rasakan berbeda di dua Ramadhan lagi dan itu jatuh di tahun 2015. Satu tahun pasca Pemilu tapi tak ada hubungannya dengan itu. Pertama, aku berharap di waktu itu telah memiliki pasangan hidup. Sebuah komitmen untuk dapat menyempurnakan iman di usia 27. Seorang istri yang cerdas, sholehah, pinter masak, dan sayang dengan orang tua. Hal terakhir menjadi penting karena aku bukan tipe orang yang pandai memanivestasikan rasa sayang dalam bentuk-bentuk perhatian mendetail. Aku harap pendampingku kelak dapat menjadi penyempurna sekaligus pengingatku.
Akhir bulan Agustus nanti Insya Allah sudah berangkat ke Australia untuk waktu tiga bulan. Tak ada hal jangka panjang yang dapat dilakukan hingga studi itu selesai misal untuk mendapatkan pekerjaan tetap. Sepulang dari sana baru melakukan upaya konkret, dapat pekerjaan tetap, mengumpulkan dana, dan belajar lagi untuk mendapatkan calon pasangan yang baik. Jujur saja keinginan ini makin terasa setiap nonton serial Para Pencari Tuhan (PPT) di SCTV pada fragmen Azam dan Aya. Mungkin kehidupan rumah tangga tak selalu seidealis itu, tapi ada suasana baru, tanggung jawab baru, yang akan buat hidup lebih semangat.
Kedua, aku ingin merasakan suasana menjalankan ibadah Ramadhan di Eropa. Ketika harus menjadi minoritas di negeri orang sembari tetap menegakkan akidah. Puasa di tempat ketika ada empat musim di sana dengan iklim tak seramah di daerah tropis. Akan jadi tantangan tersendiri dan tiap teringat keinginan itu buat makin bergairah untuk mendapatkan beasiswa S2. Subhanallah jika benar-benar bisa terwujud, apalagi sembari membawa istri ke sana.
Bahagia itu sederhana. Sesederhana jika apa yang kita rencanakan diijabah oleh Allah SWT. Tahun 2014 akan menjadi masa penting penuh perjuangan untukku. Momentum yang akan menentukan apakah di tahun berikutnya dapat merasakan dua suasana baru. Tahun ketika aku harus mengabdikan diriku secara optimal untuk membahagiakan orang tua sebelum membahagiakan anak orang lain. Semoga aku masih diberi umur untuk menemui dua Ramadhan lagi. Dikabulkan do’a di Ramadhan ini untuk diberi kesempatan meraih cita-cita di dua Ramadhan kelak. Amin ya Robalalamin.(DPM)
Amiin. Good Point. Planning is very important, at least for remind us about that. Semoga terijabah apa yg telah dituliskan dalam catatan ini. Smoga Allah memberikan yang terbaik untukmu karena Dialah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya. Cayooooo 😉
amin…. thanks ya udah baca2 🙂
wah, tulisannya menarik. Mimpi-mimpi yang sangat besar dan baik untuk diwujudkan. Semoga semua do'a mas Dimas diijabah oleh Allah SWT. Aamiin. Saya setuju bahwa niat itu penting. Sebab dari sana tergambar tujuan dari apa yang akan kita lakukan. Semoga kita bisa meniatkan segala sesuatunya karena Allah. Ehm, mengenai rencana menikah, sepertinya sudah matang sekali ya. Sampai sudah ada kriterianya. Tapi sudah ketemu belum nih, mas? Sepertinya saya punya keempat kriteria itu. Hehehe. Salam kenal ya, mas.
amin.. ooo gitu ya? hehe 🙂
Aamiin, sebuah tulisan mengandung doa yang bagus sekali. Semoga semua terijabah. 🙂
aamiin.. terima kasih do'anya 🙂