Tangerang – Akhirnya setelah hampir 1 tahun release, dapat nonton film Ada Apa Dengan Cinta 2 yang fenomenal itu via Youtube. Iya memang sengaja tidak nonton ke bioskop. Soalnya agak mengenaskan juga jika nonton AADC 2 ke bioskop dalam kondisi jomblo :D. Meski sudah diceritakan jalan cerita dari awal hingga ending oleh seorang teman, tapi jauh lebih dapat feel-nya ketika nonton sendiri. Satu hal buat saya yang menarik adalah hubungan Cinta dan Rangga yang legendaris itu masih tetap “asik” meski sudah berselang 15 tahun.

Dari hasil browsing, film garapan sutradara Riri Riza ini dicatat sebagai film paling ditunggu dan kedua terbanyak ditonton pada 2016 di Indonesia. Jelas saja film ini ditunggu-tunggu, akhir film AADC 1 yang menggantung dan spoiler-spoiler yang muncul sebelumnya melalui iklan aplikasi chat Line, pasti buat publik penasaran. Selain itu, film ini juga dinilai lebih sukses dari film pertamanya di 2002. AADC 2 dapat menarik perhatian mereka yang sudah nonton atau punya masa remaja di awal 2002, dan remaja milenial saat ini yang kena imbas hebohnya pembicaraan generasi sebelumnya itu.

Buat mereka yang kelahiran akhir 80-an dan awal 90-an, tentu akrab dengan ungkapan-ungkapan seperti “basi, madingnya udah mau terbit!”, atau “jadi salah gue, salah temen-temen gue?” atau “Kulari ke hutan lalu ke pantai?”. Mungkin saat itu belum dikenal istilah viral, tapi berbagai dialog dari Cinta tersebut kerap terbawa dalam percakapan generasi yang gandrung dengan AADC 1 saat itu. Mungkin untuk remaja saat ini cuma kebagian dialog Cinta yang bilang “kamu itu jahat” ke Rangga. :D.

Buat banyak anak muda generasi AADC, pasangan Rangga dan Cinta dianggap ideal. Rangga sebagai cowok yang cool, cerdas, pandai buat puisi, dan good looking, tentu digandrungi banyak perempuan. Sedangkan Cinta yang gaul, cantik, bisa nyanyi dan buat puisi juga, ditambah cerdas dan asik juga tentu menarik banyak perhatian laki-laki. Tak heran jika kelanjutan kisah Cinta dan Rangga yang masih menggantung ditunggu banyak orang.

Baca juga:  Aku Memilih Setia by Fatin Shidqia

Di AADC 2, hubungan Cinta dan Rangga pun masih terasa chemistry-nya. Usia nampaknya tak mengubah apapun. Acting keduanya menurut saya luar biasa. Meski di awal cerita Cinta sangat benci dengan kehadiran Rangga, tapi dengan sedikit modus dari Rangga untuk memperpanjang waktu, maka Cinta pun mau tak mau mengikuti kata hatinya. Rangga sepertinya sudah banyak belajar dari AADC 1 bahwa dia tak ingin membuang lagi kesempatan untuk dapat bersama Cinta. Mungkin juga ini didorong oleh faktor bahwa Cinta sudah bertunangan, sehingga rasa takut kehilangan mengalahkan ego Rangga yang tinggi itu.

Beberapa kali Cinta berhasil masuk jebakan batman dari Rangga yang membujuknya untuk memperpanjang waktu bersama. Rangga sadar bahwa dia hanya punya waktu kurang lebih 24 jam yang akan menentukan arah hati Cinta ke depan. Mulai dari pertemuan pertama ketika Rangga menjelaskan alasan mengapa tiba-tiba menghilang selama 9 tahun dan Cinta marah-marah, dia meminta agar dapat minimal mengantar Cinta untuk mencari taksi. Cinta setuju dan perangkap pertama sudah berhasil. Lalu Rangga menarik simpati Cinta dengan berharap dia mau mendengarkan alasan dia datang ke Jogja untuk menemui ibunya yang lama menghilang. Cinta setuju dan Rangga mengoptimalkannya dengan menyewa mobil dan mengajak Cinta ke tempat yang jauh untuk bercerita. Lalu setelah malam mereka bertengkar karena sifat sinisme Rangga yang menilai tunangan Cinta. Rangga minta maaf ke Cinta dan bilang ingin memberikan sesuatu sebagai permintaan maf. Sekali lagi modus ini berhasil dan Cinta mau diajak pergi bahkan hingga subuh baru pulang ke penginapan.

Namun modus Rangga ini tentu tidak akan berhasil jika pada dasarnya Cinta masih ada feeling dengan Rangga. Sangat kentara dari nada bicara Cinta ke Rangga yang menerangkan bahwa tetap ada sesuatu di antara mereka. Saya kenal sekali nada suara tersebut yang mengingatkan pada seseorang (jadi curcol). Cinta ini pada satu waktu bisa sangat emosional, tapi di saat lain juga bisa sangat manis tapi tetap nyambung dalam percakapan dengan Rangga yang tentu berisi. Mungkin dari hal-hal tersebut juga yang membuat Rangga berani untuk modusin Cinta. Ternyata 14 tahun hidup di New York dan kuliah di Amerika, cukup berhasil menciptakan Rangga yang lebih jago modus ya :D.

Baca juga:  Percikan Air di Panasnya Medan Perang Pilkada Jakarta

Dari perspektif saya, ideal sekali jika dapat memiliki pasangan seperti sosok Cinta. Di luar sisi dia sebagai anak gaul Jakarta, pembawaannya yang riang, cerdas, sekaligus manis sangat menarik. Nyaman sekali jika ada sosok perempuan seperti Cinta, yang dapat nyambung diajak bicara apa saja. Membicarakan sastra dan buku dia punya pengetahuan luas. Soal hal-hal fashion dan tren masa kini yang saya kuper di sana dia banyak tahu. Berbincang politik pun pasti nyambung. Intinya Cinta ini bukan tipe perempuan manis tapi kosong seperti kebanyakan perempuan cantik masa kini.

Hehe itu hanya harapan saya saja. Saya sadar sepenuhnya bahwa jodoh itu rahasia Tuhan, dan tentunya Dia akan memberikan kita jodoh yang sesuai dengan kebutuhan kita. Terima kasih buat Mira Lesmana yang sudah kembali memproduksi film bagus ini setelah agak kecewa denan versi serial sinetronnya beberapa tahun lalu. Semoga cinta lekas datang lagi ke sini. (DPM)