Jakarta – Citizen media atau media warga online menjadi wadah yang tepat untuk kaum muda berekspresi sekaligus jadi jalan advokasi dan aktualisasi diri. Seperti contoh Kartunet.or.id, media komunitas yang aku dan teman-temanku bangun untuk jadi wadah publikasi karya dan advokasi isu-isu disabilitas lewat media. Kurang lebih itu topik materi yang aku sampaikan saat mengisi pelatihan media untuk adik-adik siswa SMK Sumbangsih dalam acara Belajar Bersama Yangmuda.com Sabtu, 30 Agustus 2014.
Yangmuda.com dapat dikatakan sebuah media yang relatif baru dengan sasaran utama pembacanya yaitu kaum muda. Media ini ada di dalam Inilah.com grup dan saat ini sedang gencar untuk mengenalkan situs ini kepada para pelajar dan mahasiswa. Acara pelatihan kali ini selain memperkenalkan Yangmuda.com kepada sekitar 50 siswa SMK Sumbangsih Jakarta, mereka juga memberikan pelatihan mengenai video creative.
Selain itu, Yangmuda.com juga menghadirkan narasumber untuk berbagi mengenai pemanfaatan media online. Aku diundang menjelaskan mengenai seluk-beluk Kartunet.or.id sebagai citizen media, sekaligus memberi motivasi agar para sswa tersebut lebih aktif untuk menulis dan berkontribusi dalam media online. Adalah Ani Sagita sesama alumni FIB UI yang mengajak untuk berbagi bareng Yangmuda.com.
Satu hal juga yang buat semangat ikut acara ini adalah dapat bertemu lagi dengan pembicara lainnya, ka Muhammad Ilman Akbar yang merupakan seniorku tapi beda fakultas di Ilmu Komputer yang sangat inspiratif. Ka iLman adalah pendiri dari situs fenomenal yang sempat jaya di kalangan mahasiswa UI dan alumni yaitu Anakui.com. Beliau juga mapres atau mahasiswa berprestasi di fakultasnya, dan aku pernah mengundang untuk jadi pembicara di acara Olimpiade Ilmiah Mahasiswa FIB UI untuk berbagi pengalaman dan inspirasi. Ga sangka, sekarang bisa satu forum dengan orang yang aku kagumi itu. Tak lupa yang buat tambah keren adalah beliau juga seorang penulis. Buku terakhirnya yaitu 101 Young CEO sudah aku beli dan baca lalu sangat memotivasi untuk mendirikan start up business.
Aku memulai sharing pada siswa-siswi SMK Sumbangsih Jakarta dengan menceritakan awalmula berdirinya Kartunet. Dari yang dulunya sebuah situs beralamat di Kartunet.com, hinggamenjadi komunitas dan kini jadi social enterprise di bidang digital. Sedangkan Kartunet.com yang menjadi official site untuk business profile, dipisahkan dengan Kartunet.or.id yang menjadi citizen media dan terbuka untuk siapa saja menjadi kontributor.
Lalu ada yang sedikit mengejutkan ketika aku melukiskan perjuangan dia wal para pendiri Kartunet yang belajar web codding dari mbah Google, materi seperti HTML, PHP, CSS, Javascript, dst. Ternyata ada siswa yang tahu mengenai web coding tersebut. Cukup keren juga anak-anak SMK ini karena dulu meski kami di Kartunet mulai belajar coding juga saat SMA, itu semua dipelajari secara autodidak. Selain itu, siswa-siswi SMK Sumbangsih ini ternyata sangat aktif bertanya mengenai media dan cara tunanetra dapat membuat serta mengelola website. Khususnya saat aku mempraktikkan bagaimana cara kerja komputer bicara. Cukup kagum juga karena biasanya anak sekolah zaman sekarang agak pasif dan baru rame di social media. Tapi aku ternyata hampir lupa, bahwa Sumbangsih ini termasuk sekolah elit di Jakarta dan dulu saat SD aku ikut lomba mata pelajaran IPA, nama sekolah itu masuk daftar pesaing berat.
Intinya, merasa tak sia-sia sudah datang pagi-pagi naik angkot bareng Gita yang ternyata harus jemput aku sendiri karena mobil kantor belum available jam itu, karena siswa-siswi SMK Sumbangsih yang jadi peserta pelatihan sangat interaktif. Senang jadinya berbagi pengalaman yang masih sedikit ini dan beberapa ada yang melanjutkan kontak via Twitter, termasuk menulis mengenai aku dan Kartunet di blog pribadinya. Terima kasih untuk Gita dan Yangmuda.com yang sudah mengundang di acara keren ini, dan terima kasih juga buat ka ilman yang masih hangat dan rendah hati seperti dulu saat masih ketemu di kampus.(DPM)
Anak SMK jaman sekarang sudah banyak yang maju skillnya, ketertarikan mereka dalam dunia IT itu sering bikin terkejut. Karena mereka KEPO pada hal-hal yang membuat kemampuan mereka berkembang ya. Mantap…
Betul. Karena generasi millenial saat ini dikenal dengan istilah digital native, sebab sejak lahir mereka sudah bersama teknologi.