Satu pencapaian lagi, perjalanan terjauh selama ini dalam hidup yaitu ke Bali. Memang agak norak di usia 24 ini paling jauh baru ke Bali. Tapi ini perjalanan kedua tejrauh yang gratis dibayarin sama pihak sponsor. Dengan ini semakin merasa jika hidup aku step by step sekali dengan langkah-langkah yang agak lambat. Mudah-mudahan dari Bali ini kelak bisa terbang ke arah selatan atau jauh sekalian ke utara.
Jadi ceritanya perjalanan gratis dini dipersembahkan oleh event Youth Multistakeholder meeting on Post MDGS 2015. Ini adalah acara yang dikhususkan untuk pemuda di bawah usia 30 tahun dengan tujuan menyusun strategi dan memberikan masukan untuk para pemimpin di HLPEP (high level panel of eminem people) pada September 2013. Salah satu co-chair-nya itu adalah presiden RI, pak Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, jadi ini kesempatan baik untuk Indonesia menyuarakan gagasannya.
Buat aku, khususnya, punya agenda untuk memperjuangkan isu disabilitas di forum tersebut. Ketika apply aplikasi ke Indonesian Future Leaders (IFL) sebagai host local untuk kegiatan ini, aku pun mencantumkan tujuan itu di form. Bahwa isu disabilitas belum menjadi prioritas di MDGS 2015, dan perlu diangkat menjadi prioritas global agar mendapat perhatian yang setera dengan isu-isu lainnya. Selama ini, meski tidak terwujud maksimal, isu-isu seperti gender, perempuan, HIV AIDS sangat booming karena termasuk dalam goals di MDGS 2015.
Ada yang menarik ketika di Bandara Soekarno Hatta. Dalam perjalanan berangkat, saya bersama peserta lainnya, @RizaAryani, alumni HI UI 2008. Sampai di bandara, setelah keliling bentar dan Riza sarapan, kita ke loket maskapai. Pas di bagian scanning detector itu, bapak-bapak petugas di sana cukup ramah dan membantu aku untuk mengambil tas. Sepertinya ada sedikit efek dari advokasi yang teh Cucu dan teman-teman aktivis disabilitas lakukan kepada Garuda Indonesia dan Gapura Angkasa, tentunya didukung Kartunet.com sebagai media.
Terus sampai ke ruang tunggu dan boarding pass, tak ada masalah sama sekali. Ketika masuk di pesawat, dengan sigap pramugari membantu untuk menuju ke tempat duduk dan meletakkan tas bawaan di bagasi atas. Lalu dia juga menerangkan dengan cukup baik kepada seorang tunanetra tentang posisi pintu darurat pesawat. Dia menjelaskan dengan ancer-ancer berapa baris ke depan dan ke belakang posisi pintu tersebut dari tempat saya duduk saat itu. Oia, hal yang lebih penting adalah sama sekali aku tidak diminta untuk tanda tangan surat pernyataan sakit oleh petugas pesawat. Berbeda ketika terakhir naik Lion dari Jakarta ke Yogyakarta yang lolos di boarding pass, tapi diminta tanda tangan surat itu di atas pesawat.
Tiba di Bali, dan cukup euvoria karena selamat menjejakkan kaki di pulau Dewata yang tersohor, meski cuaca agak panas. Lanjut ke hotel, dan ternyata sekamar dengan @ien_wahyu yang ternyata juga bareng satu pesawat dari Jakarta.
Pada hari pertama ini, tidak ada agenda apa-apa. Dari Jakarta, sudah rencana untuk jalan-jalan menikmati Bali sebelum acara besok. Aku pesan ke Riza untuk kasih tahu jika dengan teman-teman yang lain mau pergi keluar. Akhirnya, menjelang sore kita keluar dengan rombongan aru. Selain dua nama yang sudah disebutkan di sini, ketambahan lagi dengan Jiwo, Niwa, dan Khadijah dari Mauritania. Wow, negara yang cukup antahberantah dan hanya serial kartun burung Dodo yang mengaitkan ingatan saya dengan negara di barat laut benua Afrika itu.
Keluar, belum ada tujuan. Kita cuma ikut taxi para cewe aja mau kemana. Ternyata pergi ke Discovery Mall. Ya, massa jauh-jauh ke Bali ke mall-mall lagi? Tadinya mau makan di Solaria, tapi ga jadi dan memilih untuk ke pinggir jalan aja. Selain berfikir akan lebih murah, juga biar dapat nuansa Bali-nya. Ternyata, harga makanan di sana cukup mahal ya. Hmm, wajar sih. karena memang cukup eksklusif tempatnya. Dari enam orang itu, kitaperlu patungan sekitar 80.000 masing-masing. Memang jatahnya agak sedikit, tapi rasa dan kualitas, top lah. Jadi buat yang ingin makan tapi dompet pas-pasan, lebih baik cari tempat makan yang harga standar, atau jika ingin murah, yang betul-betul di pinggir jalan dan sederhana.
Habis makan, lanjut jalan agak jauh ke pantai Kuta. Yeah, akhirnya menuju ke tempat tersohor di Bali itu. Menyusuri pinggir pantai, kita jalan sampai ke pasar seni Kuta sembari menanti sunset. Agak lama, menanti matahari seolah-olah menyentuh air. Kita duduk di pasir pantai yanghangat tapi sudah tidak panas oleh sorot matahari. Rasanya tak ingin meninggalkan tempat yang syahdu itu. Mendengar deburan ombak, merasakan hangatnya pasir Kuta, mencium udara asin dari laut lepas samudera Indonesia, dan memutar imagi di kepala lagu Andre Hehanusa tentang Kuta Bali. Mengalir imagi dan kenangan tentang mereka yang pernakamu untuk menemani hidupku.h dikasihi, dan harapan yang belum terwujud. Menjadi mapan, memiliki dia yang dicinta, dan duduk bersama menghabiskan sore di pantai Kuta.
Aku ingin semua itu dapat terwujud. Dengan kamu mungkinyang membaca tulisan ini. Jika tidak, semoga Allah akan mengabulkan harapan dalam tulisan ini. Di Kuta Bali kau genggam jemari tanganku. Di Kuta Bali Cinta kita, bersemi dan entah kapan kembali. Mewangi an kan terus mewangi. Aku ingin kamu, jodoh yang hanya Allah tahu. Semoga, satu saat di Kuta Bali.
Waw! makin ok ih tulisan-tulisanmuu! jd pingin ngerasain Bali juga. 🙂
Eh, terima kasih ya teh udah mau baca tulisan di blog ini. hehe. keep visiting 🙂
tulisan kamu memang bagus2 banget, Dimas! Sukses selalu ya… 🙂
amin.. terima kasih sekali lagi mbak apresiasinya. ini cuma iseng. hehe. malah yang inti dari konferensi tersebut belum sempat dipost. 😀
Aih, romantis juga nih Mas Dimas 🙂 saya baru 2 kali ke Bali, tapi belum pernah dengan suami dan anak-anak. Mudah2an bisa sampe di Bali dengan keluarga.
maunya juga gitu mbak, suatu saat nanti. hehe 😀
siapa mau ke Bali Hubungi sya aja tar antarin kemana-mana maunya. gituuu, cooiii.
kak dimas kalo ke bali atau ke kuta lagi wajib hubungin aku yaaa 😀
so pasti. masih belum puas pas ke Bali itu 🙁
Salam kenal dari Bali
hai kak, salam kenal juga dari Jakarta. Wah kangen Bali, setelah yang terakhir di postingan ini, belum pernah ke Bali lagi. Semoga ada kesempatan lagi.