Hidup di Adelaide hanya dengan Satu Dolar

Jakarta – Bagi kamu yang akan study di luar negri khususnya Australia, hal kedua yang diperhatikan setelah biaya study adalah kebutuhan sehari-hari. Biaya study tentu tak jadi masalah untuk para penerima beasiswa karena sudah diatur sedemikian rupa oleh pihak donor. Namun semua pelajar yang datang tentu harus cermat dalam mengatur pengeluaran hidup sehari-hari seperti akomodasi, makanan, transportasi, dan komunikasi. Memang living cost di negara maju sangat tinggi, tapi jika tahu sela-selanya, tak akan jadi masalah. Bahkan kamu dapat hidup hanya dengan 1 dolar seperti pengalamanku di Adelaide.

Apa betul dapat hidup hanya dengan 1 dolar?  Ya, benar. Ini sesuai dengan pengalamanku selama mengikuti hsort course di Adelaide dari bulan September hingga November bulan lalu. Karena aku datang untuk study bukan bekerja, jadi aku hanya share beberapa hal di luar segala sesuatu yang sudah ditanggung oleh pihak universitas. Jadi, hal-hal seperti biaya apartemen, listrik, cuci-mencuci, peralatan dapur, belum dapat aku bagikan. Semoga jika tahun depan aku dapat kesempatan beasiswa S2 di Australia, Insya Allah pasti akan aku bagikan. amin.

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah jangan selalu mengkonversi kurs dolar ke rupiah saat belanja. Ini prinsip utama yang harus dipatuhi. Mata uang kita memang sangat rendah nilainya, jadi akan sangat menyakitkan jika harga-harga barang di Australia dalam AUD, selalu dikonversi ke rupiah. Apalagi buat kamu yang sedang study dengan dana beasiswa. Ingat bahwa allowance yang kamu dapat itu dalam AUD dan diberikan oleh pihak donor, jadi tak ada nilai yang hilang ketika dibelanjakan juga dalam AUD. Sebab, jika yang terbayang-bayang hanya konversi kurs, maka bisa-bisa tak mau belanja apa-apa.

Baca juga:  Tips Transfer Uang Australia dengan Kanggaru

Untuk soal makanan, ubahlah menu makanan dari Asia ke Western. Mungkin agak berat, tapi buat yang akan tinggal di Australia dalam waktu lama hal ini cukup penting. Sebab, bahan makanan seperti tempe, tahu, kangkung, bayam, ikan, udang, selain sulit didapat di Australia, harganya juga mahal. Mau pakai prinsip tidak konversi ke rupiah sekalipun, harganya masih bikin sakit hati jika dibandingkan dengan di Indonesia. Akan tetapi, produk-produk yang memang berasal dari Australia seperti daging sapi, ayam, susu, keju, roti, dll dapat dikatakan murah atau terjangkau. Bayangkan saja, es-krim 4Lt aku pernah beli hanya AUD5. Itu yang sebetulnya buat aku betah di Adelaide.

Oia, untuk beras, ini sebetulnya terserah selera juga. Mayoritas orang Indonesia biasanya mengatakan jika belum makan nasi maka belum makan. Harga beras di Australia juga beragam. Tapi rata-rata sekitar AUD20 per 10liter. Anggaplah makan beras kualitas no 1 di Indonesia tapi kualitas kw di Australia. Selain itu, kata yang sudah lama tinggal di Aussie favorit beras agak berbeda dengan kita. Apabila orang Indonesia biasanya suka beras yang pulen, di Australia malah beras yang agak pera yang mahal. Jadi pengalaman, perlu agak jeli dalam memilih beras. Jangan asal mahal tapi malah tidak sesuai selera. Alternatif, dapat mengganti dengan roti sebagai makanan pokok dengan harga roti tawar alias white bread sebungkus panjang hanya AUD1,5.

Lantas untuk daging, harganya tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Mungkin karena Indonesia juga impor dari Australia. Di sana juga banyak yang jual daging sudah diberikan bumbu, jadi tinggal dipanaskan di oven saja. Lebih praktis dan murah, mengingat harga rempah bumbu yang cukup mahal.

Baca juga:  Makan Daging Berlauk Nasi

Trik lainnya adalah dengan membeli produk-produk home-brand alias merk supermarket. Ada beberapa supermarket di Australia yang salah satunya Coles. Di Coles biasanya menyediakan beberapa produk yang diberi label Coles. Ini yang disebut home-brand dan biasanya harganya lebih murah dari barang serupa dengan merk kompetitor.

Terakhir, ini yang dapat membuat kamu membeli apapun dengan harga 1 dolar saja. Datanglah ke Central Market of Adelaide. Jika di Indonesia, ini seperti pasar induk. Tapi jangan bayangkan seperti pasar tradisional yang kotor dan bau. Central Market ini formatnya adalah pasar tradisional. Ada sebagian penjual yang dapat ditawar. Tapi sangat bersih dan tertata rapih. Luar biasanya, apabila ingin mendapatkan barang sekarung tapi dengan harga 1 dolar, datanglah pada hari sabtu setelah jam 1 siang. Karena pada hari minggu Central Market tutup, maka barang “diobral”. Bayangkan kamu bisa mendapatkan anggur sekarung hanya dengan harga 1 dolar. Dari penjelasan teman, para penjual memilih obral di hari terakhir jualan karena ingin menghindari menyimpan barang jualan yang biayanya lebih mahal. daripada membusuk, lebih baik diobral.

Oia, di Central Market ini juga dapat dijumpai Halal Buther alias penjual daging halal. Harga juga sama saja jika dibandingkan dengan penjual daging yang lain. Tapi yang jelas, kehalalannya sudah dijamin. Di negara yang meski Muslim hanya sebesar 1%, tapi mereka cukup fair untuk menjelaskan apakah makanan yang dijual halal atau tidak. Di sini juga menjual daging yang sudah dibumbui. Jadi sangat praktis khususnya bagi pelajar yang malas masak.

Nah, jika ada pertanyaan, silakan tulis di kolom komentar ya. Semoga posting kali ini bermanfaat.(DPM)

11 Comments

  1. wahhh makasih infonya pak =)

  2. infonya membantu bagi yang mau tinggal di sana…ini baru tentang kebutuhan sehari harinya, gimana orang-orang di sana kak?

  3. Asik banget pengalamannya 🙂

  4. Wahh…. sungguh inrfomasi yg sangat asyik untuk dibaca bro. Pengalaman yang unik juga membantu bagi yg akan pergi ke luar negeri. THX sob ^^

  5. sama-sama kak. Gimana, apa ada pengalaman menarik juga? Udah pernah dipakai paspor-nya kak? 🙂

  6. Terima kasiiih sharingnya, pengen banget lanjutin S2 ke Aussie nanti. :)) semoga bisa kesampaian.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *