Mengikis Stigma Kaum Disabilitas Melalui Komunitas Blogger

Stigma dan stereotipe bukan sesuatu yang dapat diubah oleh masyarakat di luar objek secara instan. Perlu proses panjang dan itikat untuk berubah yang besar dari masyarakat yang menjadi objek untuk memberikan citra baru kepada publik. Hal serupa yang harus dilakukan oleh penyandang disabilitas jika ingin stigma negatif yang menempatkannya pada kelompok marginal terkikis. Perubahan tak akan terjadi hanya dengan kata dan bujukan kepada publik untuk lebih memahami. Masyarakat akan lebih mudah paham dan menerima jika sudah melihat langsung bahwa penyandang disabilitas memang dapat berkarya, mandiri, berdaya, dan tak sungkan bergaul di masyarakat.

Dari pandangan itu, aku yakin betapa pentingnya keberadaan komunitas blogger disabilitas. Komunitas yang dibangun bukan hanya karena kesamaan isu disabilitas, tapi ada hal yang lebih didikedepankan yaitu blogger. Sebab dengan seorang penyandang disabilitas menyatakan diri seorang blogger, maka sudah mencakup keterampilan menulis, optimasi social media, dan blogging. Bergabungnya dalam sebuah komunitas juga agar masyarakat dapat melihat bahwa tak sedikit mereka yang mampu memanfaatkan internet. Dengan kata lain, bukan hal mustahil lagi untuk memberdayakan mereka di berbagai sektor kehidupan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan formal meski dengan cara yang berbeda.

Bayangkan jika ada sekumpulan blogger yang sama-sama menulis tentang isu disabilitas. Apa jadinya jika secara serentak, komunitas ini membuat kultwit mengenai topik ini dan mention ke akun orang/lembaga yang diharapkan mendengar seperti @SBYudhoyono. Tentu akan menimbulkan dampak besar apalagi di tengah fakta masih minimnya isu ini mendapat perhatian. Bahkan jika tak menulis tentang disabilitas sekalipun, karya apapun yang dihasilkan oleh para blogger ini sudah jadi suatu pembuktian. Sebab di Kartunet Club berisi para blogger disabilitas yang juga penulis, wirausahawan, digital marketeer, guru, dan profesi-profesi lainnya. Layaknya filosofi sapu lidi. Jika satu atau dua lidi maka akan mudah dipatahkan, tak sama halnya jika banyak lidi diikat menjadi satu.

Baca juga:  Membangun Komunitas Berorientasi Pemberdayaan

Di Kartunet Club kelak akan dibuat kegiatan-kegiatan yang bersifat pemberdayaan tapi tetap fun. Gathering rutin sebagai alat perekat silaturahim antar blogger mutlak di adakan. Minimal dua kali dalam setahun dibuat acara yang tak sekedar kumpul-kumpul lalu makan-makan, tapi ada juga workshop dan diskusi, serta launching karya komunitas. Adanya karya ini wajib agar selalu jadi motivasi para blogger disabilitas mengembangkan diri dan merasakan manfaat tergabung di Kartunet Club. Karya dapat berupa menerbitkan buku kompilasi tulisan Kartuneters, film, atau performing art. Tentu agar kegiatan makin seru, diadakan main game accessible yang dapat diikuti oleh blogger disabilitas dan non-disabilitas. Tujuannya agar publik tahu bahwa tiap orang dapat memiliki kemampuan yang sama meski dengan cara yang berbeda.

Masa registrasi member baru akan dibuka sesuai dengan kebutuhan. Di tiap periode tersebut, akan disertai dengan pelatihan di akhir pekan untuk melatih calon member yang belum memiliki blog akan tetapi ingin bergabung. Pelatihan diadakan dikedudukan sekretariat Kartunet Community atau lokasi lain yang disepakati. Seperti pada bulan Ramadhan yang akan datang. Kami berencana mengadakan paket pelatihan blogging untuk teman-teman disabilitas di Jakarta dan sekitarnya yang ingin belajar. Dalam sekali pertemuan, kami harap peserta sudah dapat membuat blog dan langsung terdaftar menjadi member Kartunet Club. Di samping itu untuk mereka yang berada jauh di luar Jakarta, akan disediakan video-audio tutorial dan materi tertulis untuk memudahkan menguasai seni blogging. Bagi yang sudah memiliki blog dan berkomitmen, dapat segera menjadi member Kartunet Club dengan kata lain jadi bagian dari komunitas blogger disabilitas pertama dan Insya Allah terbesar di Indonesia.

Apa sih manfaat bergabung di Kartunet Club? Sebagai member, para blogger akan mendapat prioritas pada kegiatan-kegiatan yang diadakan Kartunet Community. Contoh ketika ada undangan menghadiri event atau akan diadakan workshop dan lomba, maka member adalah orang-orang pertama yang akan mendapat informasi tersebut. Selain itu, jika Kartunet mengadakan kerja sama dengan pihak tertentu, maka benefit pertama akan dirasakan oleh para member. Konkretnya, dalam waktu dekat ini akan diadakan lomba menulis blog berantai antar member dan kompetisi semacam liga blogging untuk semakin mempererat interaksi. Ada pula project-project membuat buku kompilasi seperti yang sudah terwujud saat ini yaitu buku kumpulan cerita fabel. Ke depan, akan disusun buku-buku lainnya.

Baca juga:  jadi Tim 'Allay' Di The New Eat Bulaga Indonesia ANTV

Mimpi besar dari diadakannya komunitas blogger disabilitas ini bukan hanya kegiatan gathering rutin. Memang salah satu target terdekat adalah mengadakan gathering lokal di bulan Agustus pasca-lebaran dan gathering nasional yang bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional tanggal 3 Desember. Lebih jauh dari itu, komunitas ini ingin diarahkan pada pengembangan profesi di bidang digital marketing. Bidang ini sangat accessible bagi penyandang disabilitas karena dapat dikerjakan di rumah via koneksi internet. Digital marketing berhubungan dengan tugas-tugas seperti content writing, maintaining web, social media admin, dan online campaign strategy. Dengan support aplikasi dan software pembaca layar yang ada saat ini, bukan tak mungkin penyandang disabilitas mampu menekuni bidang tersebut sebagai sektor lapangan pekerjaan baru. Menjadi alternatif selain tele-marketing dan pekerjaan lain yang selama ini sudah menjadi stereotipe bagi mereka.

Namun diperlukan dukungan banyak pihak seperti media advicer untuk melatih optimasi dan strategi, advertising agency sebagai penyalur ke perusahaan, dan keterbukaan perusahaan sendiri pada pekerja dengan disabilitas. Sebab diyakini sektor ini sangatlah potensial bagi mereka dan pihak-pihak lain yang ingin mendukung. Bagi perusahaan, selain memenuhi amanat undang-undang untuk mempekerjakan penyandang disabilitas minimal 1 dari 100 jumlah karyawan, pekerjaan yang dilakukan via internet juga tak harus menuntut mereka untuk membangun aksesibilitas kantor karena dapat dilakukan di rumah masing-masing. Sebagai afirmative action, langkah ini diperlukan agar semakin banyak penyandang disabilitas yang dapat diberdayakan dengan potensi dan pekerjaan yang layak. Bukan semata-mata kegiatan yang sebetulnya di bawah dari kemampuannya.

Semoga, mimpi ini dapat terwujud. Bagaimana menkikis stigma dari dalam diri penyandang disabilitas itu sendiri. Cukup tunjukkan dengan bukti bahwa mereka memang mampu, maka pandangan masyarakat akan terbuka. Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang memiliki hati, jika disentuh dan dihadapkan pada realita yang tak sekedar kata, maka tentu akan berubah. Harapan ada pada komunitas blogger disabilitas, Kartunet Club. Menghimpun kekuatan untuk bersama melakukan aksi dan karya nyata.(DPM)

2 Comments

  1. Sekarang sudah tahun 2016, bagaimana mas apakah sudah berhasil menghilangkan stigma tersebut?
    Ohya, kami (Paybill.id) akan mengadakan lomba blog, jangan lupa ikuta ya:)

  2. sitgma itu masalah mengubah budaya berfikir. jadi tentu tak mudah. oh boleh tuh kak, ditunggu infonya ya

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *