“Mungkin kita bisa kaya, tapi tanpa passion maka kita akan tersiksa”. Wejangan dari pak Jamil Azzaini di training Forum Indonesia Muda (FIM) angkatan 14 hari kedua di Cibubur (3 Mei 2013) tersebut melanjutkan perjalanan kita untuk dapat move On. Bukan sembarang move On karena putus dari mantan, tapi move On untuk mengejar cita-cita. Jika di tulisan sebelumnya berjudul Move On Mengejar Mimpi sudah dibahas mengenai Vision dan action, maka menurut pak Jamil masih diperlukan dua langkah lagi yaitu Passion dan Colaboration.
Passion sudah sering didengar apalagi ketika mengikuti acara-acara motivasi. Selalu didengungkan untuk find your passion atau temukan passionmu. Jika didefinisikan, secara sederhana passion adalah sesuatu yang ketika dijalankan maka ia akan enjoy atau menikmatinya. Ketika seseorang menjalankan apa yang menjadi passionnya, maka rutinitas seberat apapun akan tetap terasa menyenangkan.
Passion juga tak ada hubungannya dengan banyaknya materi atau popularitas yang didapat. Banyak orang yang bekerja dengan penghasilan besar, tapi merasa tidak nyaman dengan apa yang dilakukan. Stress dengan pekerjaan adalah salah satu indikator jika orang itu tidak bekerja berdasarkan passion. Pak Jamil mencontohkan dirinya yang kadang dari pagi hingga malam harus pindah ke beberapa tempat untuk memberikan training, tapi tetap menikmatinya. Bahkan ia rela untuk memberikan training gratis, asal dijemput panitia, karena ini memang jadi passion beliau.
Selain itu, sesuatu yang didasari pada passion juga dapat membawa seseorang menjadi ahli di bidangnya. Coba sebutkan komputer, maka nama yang terlintas adalah Bill Gates. Jika menyebutkan pesawat terbang, maka nama Prof BJ Habibie yang ada. Ketika berbicara bola basket, maka ada Michael Jordan. Mereka adalah orang yang sudah menemukan passion, bekerja lebih keras dibanding orang lain pada satu bidang karena mereka menikmatinya.
Maka, ingin dikenal apa aku suatu hari nanti? Ketika namaku diketik di mesin pencari Google, ingin apa yang muncul di sana? Dari visi dan aksi yang aku canangkan, passionku ada pada bidang menulis dan berbagi. Sebuah kesenangan tersendiri jika pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki lalu dituangkan dalam tulisan dan bermanfaat bagi orang lain. Seperti ada energi tambahan ketika ada yang berkomentar atau sekedar memberi tanda “like” pada tulisanku di blog. Suatu hari nanti, aku ingin dikenal orang sebagai penulis inspirasi abilitas. Bukan menjadi motivator, tapi aku ingin memberi pemahaman kepada banyak orang tentang disabilitas sekaligus menginspirasi.
Langkah terakhir yang membuat seseorang jadi sukses mulia adalah colaboration atau kolaborasi. Akan sangat panjang dan melelahkan jika hanya bekerja sendirian. Seseorang butuh partner yang dapat saling melengkapi dan mendukung. Dari hasil identifikasi atas kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, maka carilah partner yang mampu mengisi kelemahan tersebut. Tentu pada kali yang lain, kekuatan yang dimiliki dapat digunakan untuk mendukung keperluan partner. Lebih jauh, kolaborasi berkembang jadi berjejaring yang melibatkan tak hanya dua orang, tapi jauh lebih banyak. Di sini fitrah manusia sebagai makhluk sosial termanivestasi karena tak ada orang yang mampu hidup dan berkembang tanpa orang lain.
Selain itu, lingkungan yang sesuai dibutuhkan untuk mendukung passion. Seseorang perlu berada dalam sebuah lingkungan yang dapat membawanya ke tujuan lebih cepat. Pak Jamil mencontohkan seekor semut yang masuk ke dalam sebuah tas yang oleh pemiliknya dibawa pergi jauh hingga ke luar kota. Ketika kembali ke rumah dan bercerita kepada rekan sesama semut, tentu mereka tak akan percaya karena tak mungkin dapat berjalan jauh seperti itu. Namun, pada kenyataannya hal itu mungkin karena lingkungan yang membawanya.
Dari itu, aku harus mulai serius fokus pada vision, action, passion, dan colaboration yang tepat. Aku ingin menjadi penulis kelas dunia. Maka, bergabung dengan komunitas Forum Lingkar Pena, Tangan di Atas, dan kelompok-kelompok penulisan lain nampaknya dapat membawaku mencapai tujuan. Tentu, aku juga harus lebih mengoptimalkan kelas sharing menulis yang dibuat di Kartunet Community. Tak dapat dilupakan harus ada give and take. Namun tujuan mengejar vision itu harus diimbangi dengan beberapa profesi yang harus dikerjakan yaitu penerjemahan, mengajar privat, dan mengejar beasiswa studi di luar negeri untuk jadi diplomat.
Terakhir, semoga kali ini aku dapat istiqomah dengan apa yang menjadi komitmenku ini. Belajar menjadi dewasa dengan keputusan-keputusan yang dapat dipertanggung-jawabkan. Ini semua kontrak digitalku pada masa depan. Insya Allah.(DPM)
Hai Dhimas…
Aku tau blog-mu dari tulisan mbak Alaika 🙂 Salam kenal ya.
Jujur daku terpesona padamu. Terpesona pada tulisanmu dan tekatmu untuk menggapai masa depan.
Selamat karena telah kau temukan visimu sehingga action, passion dan colaboration yang kamu lakukan terarah. Semoga tercapai keinginanmu menjadi PENULIS KELAS DUNIA dan menjadi DIPLOMAT handal. Yes YOU CAN 🙂
amin 1000X. terima kasih mbak Atik, salam kenal juga. terima kasih sekali sudah mau berkunjung dan berkomentar pula di blog saya. *terharu* hiks2 🙂
Halo dimas sangat senang membaca tulisan di blog ini terutama terkait dengan pengalaman dalam rangka mengikuti program ALA di adelaide,Alhamdulillah program bersama short course yang dimas ikuti menambah semangat,meningkatkan motivasi untuk meraih sukses yang lebih,saya doakan dimas dan akan tetap melibatkan dimas dan teman-teman disabilitas lainnya dalam program kami ditahun 2014 dan selanjutnya.sukses untuk dimas dan semua teman disabilitas dengan Indonesia sdh meratifikasi konvesi pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas
terima kasih bu Dessy sudah mau mengunjungi blo gsaya. amin. saya tunggu bu buat program-program ke depan itu. Dengan senang hati akan selalu mendukung dan agar dilibatkan. 🙂
kayanya ga ada tombol likenya ya???
di google +1 aja. atau pakai icon share this yang di bawah
salam kenal, kak Dimas.. saya Nisriina, alhamdulillah jadi maba 2015, tp masih bingung cari-cari oganisasi n komunitas bermanfaat di luar kampus… kak, boleh tlg share ke saya selain FIM ada apa lagi komunitas n organisasi yang bisa mengasah leadership dan kemampuan PR saya?
semoga kak Dimas sukses mencapai cita-citanya. saya suka tulisan2 kakak …
terima kasiih
Amin… semoga hajatnya tercapai ya, kak…
PErlu saya terapkan nih, untuk bisa mengembangkan passion saya.
Eh tapi jadi tambah bingung, ini passion saya ada di mana?
TFS untuk aertikelnya, kak ^_^
cari di hatimu saja ya 🙂
Hai Nisriina, wah selamat ya. Maba jurusan apa? semoga lancar ya kuliahnya. Hmm, untuk organisasi yang di luar kampus, ada beberapa yang saya rekomendasikan. Misalnya Indonesia Future Leaders, foundernya alumni mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UI. Terus kamu juga bisa ikut Sabang Merauke, terus juga Forum Indonesia Muda, Terus ada lagi Youth EMpowerment, dan amsih banyak lagi. Tinggal pilih organisasi atau komunitas yang sesuai dengan minat, terus dinikmati dan optimalkan sebagai media untuk berjejaring deh 🙂
wah betul sekali, apa yang kita kerjakan kalau itu passion kita itu jarang bikin bete tapi selalu menyenangkan