Move On Mengejar Mimpi

Move on biasanya identik dengan seseorang yang baru putus dan belum bisa melupakan mantan. Tapi move On kali ini diambil dari buku terbaru pak Jamil Azzaini yang berjudul On, dan dibawakan dalam pelatihan Forum Indonesia Muda (FIM) angkatan 14 hari kedua di Cibubur (3 Mei 2013). Ketika baru masuk ruangan, sekilas suara pak Jamil ini dan cara bicaranya mirip dengan Mario Teguh. Namun kedua orang itu berbeda. Pak Jamil seorang trainer yang sedikit banyak kembali menggugah mimpi dan cita-cita yang pernah aku canangkan.

Pak Jamil Azzaini memiliki moto dalam trainingnya yaitu Sukses Mulia. Menurut beliau, ada empat langkah seseorang untuk mencapai sukses mulia. Yaitu seseorang harus memiliki vision, action, lalu passion, dan juga colaboration. Dari hasil menyimak training beliau, aku ingin memasukkan mimpi dan strategiku ke dalam empat langkah tersebut.

Pertama adalah visi atau vision. Menurut Jamil Azzaini, tiap orang harus memiliki visi dalam hidupnya. Visi ini tidak sekedar cita-cita klasik “menjadi orang yang berguna bagi bangsa, negara, dan agama”. Itu basi banget saudara-saudara. Sebuah visi harus dapat terukur dan rasional dengan jangka waktu yang diharapkan. Pak Jamil memberi contoh dirinya yang memiliki visi untuk menginspirasi 25 juta orang dengan mendidik 10.000 trainer. Cukup rasional karena dengan 10.000 trainer, berarti satu trainer perlu melatih 2500 orang. Apabila sekali training sejumlah 100 peserta, dan minimal 2 kali dalam sebulan, maka kurang lebih dua thaun visi itu sudah tercapai.

Pada fase ini, aku teringat kembali perkatan lama ketika ditanya soal mimpi. Pada dasar hati terdalam, aku ingin suatu saat nanti menulis buku yang berpengaruh bagi Indonesia dan dunia. Selalu kagum dengan orang-orang yang mampu mengubah dunia dengan buku seperti Karl Marx, Adam Smith, Adolf Hittler, Machiafelli, dll. Aku ingin seperti itu. Di saat raga ini sudah tak di atas permukaan bumi, pemikiranku tetap hidup dan bermanfaat bagi dunia. Namun menurut pak Jamil, visi juga harus terukur. Berarti mulai detik ini harus punya target. Maka target aku adalah menulis buku yang terjual 10 juta eksemplar. Buku yang berisi pemikiran tak lekang zaman. Jika per tahun dapat terjual 1 juta eksemplar, maka waktu 10 tahun bukan mustahil. Amin.

Baca juga:  Resolusi Hidup dan Visi Musim 2013-2014

Kedua, langkah menuju sukses mulia seseorang harus punya strategi aksi atau action. Ini langkah yang menentukan bagaimana seseorang punya strategi untuk mewujudkan visinya. Jika kita mengumpamakan visi itu seperti doa, maka aksi ini adalah kerja. Maka adalah bodoh seseorang yang hanya punya visi tanpa ada aksi, dan sombong yang hanya kerja tanpa berdo’a.

Lebih lanjut, Pak Jamil membagi Action menjadi tiga jenis kerja yaitu Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja Ikhlas. Kerja Keras mengacu pada kesungguhan hati dan perjuangan seseorang untuk mewujudkan cita-citanya. Tak ada orang sukses yang tak menggunakan otak dan ototnya secara optimal. Kasarnya kerja ya harus sampai berkeringat.

Kerja Cerdas mengajarkan bagaimana perlu ada inovasi dan kreativitas dalam bekerja. Akan sulit untuk bisa menjadi unggul dari pesaing yang lain jika hanya melakukan cara yang sama. Maka temukanlah cara baru yang berbeda dari yang sudah ada. Sedangkan Kerja Ikhlas bermakna bahwa apapun yang kita lakukan tak dapat sekali-kali melupakan Allah. Ingat-ingat apa yang penah kita perbuat pada orang lain, terutama orang tua. Mungkinkah ada hal-hal yang menghalangi kesuksesan kita. Karena apapun yang ada saat ini adalah buah dari perbuatan masa lampau.

Ketika menjelaskan tentang Kerja Keras, langkah paling mendasar menurut pak Jamil adalah mengubah kebiasaan buruk. Seperti kebiasaan untuk tidur lagi setelah sholat Subuh. Nampaknya, aku pun harus bekerja keras melawan kebiasaan itu dengan cara apapun agar tidak tidur lagi setelah Subuh dan menjadi kebiasaan. Termasuk membiasakan kembali tidur sore dan bangun tengah malam untuk Qiamul Lail dan menulis. Mungkin sebuah hal simple, namun sangat penting jika aku sungguh-sungguh ingin menjadi penulis.

Baca juga:  Manusia terlampau Sombong Ketika Mengingini Surga

Selanjutnya di Kerja Cerdas, aku pun harus dapat menemukan kekuatanku dan strategi untuk mengoptimalkannya. Saat ini yang ada difikiranku hal unik yang dimiliki yaitu pengetahuan tentang dunia disabilitas dan aku mampu menulisnya menjadi sesuatu yang inspiratif. Satu hal yang berbeda dari penulis lainnya karena aku paham dan mengalaminya secara langsung. Tentu, bukan berarti aku melupakan minatku di bidang lain seperti politik, pendidikan, sosial, dan sejarah, termasuk kemampuan Public Speaking yang sangat ingin aku kuasai jika kelak menjadi diplomat.

Terakhir, Kerja Iklas. Aku harus memusatkan semua yang aku lakukan untuk menyenangkan orang tua. Benar adanya jika ridho orang tua adalah ridho Allah. Mungkin selama ini aku sudah banyak merepotkan mereka, membuat mereka susah, dan mengecewakan mereka. Namun mulai detik ini, akan aku pusatkan segala daya dan upaya untuk memperbaiki itu. Insya Allah.

Fyuuh, ternyata sudah lebih dari delapan alinea. Kata pak Jamil Azzaini juga, menulis sebaiknya tidak lebih dari delapan alinea. Nah, dua langkah move On selanjutnya yaitu Passion dan Colaboration, akan dibahas di tulisan berikutnya. Mohon do’a agar tulisan ini tak sekedar postingan blog, melainkan kontrak digital yang akan selalu jadi pengingat diriku.(DPM)

10 Comments

  1. nice info…
    ditunggu dua langkah move on nya…

    makasih…

  2. sudah ada kok. silakan dicek posting setelah ini. Terima kasih ya sudah membaca 🙂

  3. Mantap! Semoga cita2 kita semua tercapai. Emang perlu kerja keras buat meraih cita2. Kerja keras&pengorbanan pasti kebayar. Aamiin. Makasih bro, inspiratif!

  4. Move On = Take the Leap.
    Mengambil pilihan dan aksi aktif dan melepaskan diri dari kelembaman 🙂

  5. amin.. tiap usaha pasti ada pengorbanan. kalo dalam rumus Fisika, tiap usaha yang dilakukan pasti ada kalor yang terpakai.

  6. like this. sebab jika tidak move on kita hanya menyerah pada nasib dan tak berani untuk keluar melihat risiko apa yang akan didapat.

  7. menulis tidak lebih dari 8 alinea? menulis tentang apa ini?
    tulisan yang bermanfaat (y)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending DPM