Awal tahun 2015 untukku adalah masa untuk melakukan evaluasi dari resolusi-resolusi yang pernah dibuat sebelumnya. Setelah selama 365 hari revolusi bumi terhadap matahari, sesungguhnya ia bukan mencapai garis finish, tapi kembali ke titik dimana perjalanan bermula. Tak ada yang perlu dirayakan, tak ada yang harus disesali, semuanya hanya perlu disyukuri sambil dievaluasi.
Tahun lalu aku memaknainya sebagai saat ketika aku menaruh beberapa pilihan dan mencoba-coba pilihan itu. Banyak sekali pilihan, tapi tiap pilihan itu belum punya kepastian yang jelas. Ya anggap saja aku sedang bertaruh, dan ternyata aku kalah. Akan tetapi, tak selamanya kekalahan itu mengecewakan. Bisa jadi kekalahan itum enghasilkan sebuah jawaban untuk pertanyaan yang selama ini tak terjawab, atau lebih tepatnya pertanyaan yang tak berani untuk dipertanyakan.
Namun satu hal yang pasti adalah di awal tahun ini, usia kita berkurang lagi satu angka. Berkurang lagi waktu yang diberikan Allah untukk ita memaknai hidup, mencapai cita-cita, membahagiakan orang-orang yang kita cintai, dan menggapai kebahagiaan kita sendiri. Sebab kebahagiaan itumemang tak dapat dicari-cari, kebahagiaan itu hanya akan dapat ditemukan jauh dari dalam diri kita. Bahkan kegagalan atau penolakan dari dunia sekalipun dapat jadi sebuahkebahagiaan apabila kita mampu memaknainya jauh dengan melihat ke dalam diri sendiri. Bisa jadi, penolakan bukan karena tidak pantas, hanya karena tidak pas antara situasi dan kondisinya.
Yap langsung saja, setelah sedikit berkontemplasi, mari dirumuskan hal-hal yang ingind icapai di tahun 2015. Tahun yang akan jadi sangat berarti sebab Insha Allah di Agustus ini aku berusia 27. Banyak makna di angka tersebut, sekaligus menjadi pengingat bahwa Allah sudah sangat baik hati memberi manusia hidup selama itu.
Pertama, aku ingin benar-benar serius untuk meraih beasiswa lanjut study S2 ke luar negeri. Aku berharap dapat berangkat tahun 2016 atau paling lambat 2017. Study yang ingin aku ambil yaitu International relation atau international development. Sebab kuliah itu menarik untukku, dan aku yakin akan berguna untuk bangsaku. Beasiswa Australia Awards, Chevening, atau LPDP akan jadi target tahun ini. Lokasi kuliah di Eropa atau Australia.
Kedua, aku ingin mendalami lagi Bahasa Inggris yang emmang menjadi bidangku, lalu dua bahasa lain yang pernah dipelajari yaitu Jepang dan Italia, dan satu bahasa baru yaitu Perancis. Aku ingin dapat menguasai minimal lima bahasa termasuk bahasa Indonesia dan bahasa ibu. Sebab aku yakin dengan bahasa itu dapat menjadi skill untuk akses ke dunia internasional dan mata pencaharian juga untukku. Sebab profesi menjadi translator dan interpreter cukup fleksibel untuk dijalani.
Ketiga, aku ingin membuat target untuk membaca 1 Ebook tiap minggunya. mengapa ebook? Karena memang aku tak dapat membaca buku cetak. Jadi daripada scanning sendiri buku-buku, lebih baik cari di internet dan langsung baca. Ini karena aku sepertinya merasa pengetahuan mulai terbatas dan perlu asupan energi baru.
lalu satu goal yang perlu kembali dimasukkan adalah menulis buku. Dengan rasa malu, aku kembali menargetkan dapat menulis paling tidak dua buku tahun ini. Tak boleh ditunda lagi dan harus terjadi.
Terakhir, resolusinya adalah membuang hal-hal yang ternyata pilihan yang salah di tahun lalu. Salah satunya adalah mencari kebahagiaan itu sendiri. Kebahagiaan tak dapat dicari, tapi ia hanya dapat ditemukan dalam perjalanan hidup kita. Ketikayang menjadi fokus di akhir adalah mencari pasangan, maka inti dari hal tersebut yaitu kebahagiaan bisa jadi malah terlupakan. Aku sadar, bahwa untuk mencapai kebahagiaan ada proses-proses yang harus dilalui. Canangkan itu menjadi tujuan akhir, dan proses seperti meningkatkan kualitas diri akan menjadi langkah-langkah yang harus dicapai. Dan tujuan tersebut tak dapat dijadikan target, karena rahasianya hanya Allah yang tahu. Cepat atau lambat, toh Allah sudah mempersiapkannya. Manusia hanya boleh ikhtiar dan menjalani proses demi prosesnya sebaik-baiknya.
Aamiin.. Semoga Allah mengabulkan hal-hal yang aku tulis ini di resolusi tahun 2015.