LIBERAL VS KOMUNIS

oleh | Mei 26, 2025 | My Thinking | 0 Komentar

Foto Dimas di 2008 saat ikut siaran di IRafio FM Jakarta.

Tulisan ini dibuat saat saya masih di bangku SMA. Masa ketika mencari ideologi yang paling ideal untuk bangsa ini. Bagaimana karakter bangsa ini yang cenderung untuk ambil jalan tengah yaitu di antara dua ekstrim yang memang ideal untuk bangsa majemuk ini.

 

Liberalisme dan komunisme adalah dua paham besar yang di dunia sekarang ini atau lebih tepatnya 20 tahun yang lalu saat masih gencarnya perang dingin. Masing-masing dari paham tersebut dianut oleh negara superpower yang paham pertama dianut oleh raksasa Amerika Serikat, dan yang kedua oleh Uni Sovyet (yang sekarang sudah runtuh).

 

Antara dua paham tersebut memiliki ketertolakbelakangan yang sangat nyata. Untuk paham liberal, menekankan pada kebebasan individu. Jadi individu diberi kebebasan yang sebesar-besarnya untuk melakukan apa yang diinginkan. Tanpa ada campur tangan dari negara atau tuhan sekali pun.

Baca juga:  PERJUANGAN YANG PATAH, Muhammad Hatta

Sedangkan paham komunisme, menekankan pada penyamarataan derajat. Jadi semua individu dianggap sama oleh negara dan oleh karena itu, pendistribusian materi dan segala aspek dalam kehidupan diatur oleh negara. Negara berkuasa atas segalanya untuk rakyatnya. Hak-hak individu tidak diakui sama sekali oleh negara karena negara menganggap semua materi yang ada di kawasannya adalah milik negara.

 

Idiologi komunis ini lahir dari paham sosialisme yang ada sebelumnya yang tokoh-tokoh pencetusnya antara lain Karl Marx dan Frederich engel. Sosialis berpandangan bahwa perekonomian yang menentukannya adalah kekuataan buruh atau kaum proletar. Jadi bukan para kapitalis atau pemilik modal seperti paham liberal. Sehingga para buruh bukanlah objek yang hanya dijadikan alat dan diperas tenaganya, tapi menjadi salah satu subjek yang dapat menentukan berjalannya roda perekonomian dan politik.

 

Paham komunis intinya sama dengan sosialis, tapi dalam penerapannya yang berbeda. Untuk komunis menghendaki perubahan dari masyarakat kapitalis menjadi penyamarataan derajat harus dengan cara yang radikal revolusioner. Sehingga secara singkat dapat terbentuk masyarakat yang tidak lagi mengenal stratifikasi social. Semua sama rata dalam satu tingkat. Lalu untuk sosialis, paham ini tidak menghendaki perubahaan yang radikal. Tapi paham ini menginginkan perubahan yang secara damai misalnya dengan pemogokan buruh. Karena dengan mogok, pasti produksi dari suatu pabrik akan terhenti dan kerugian yang amat besar akan dialami oleh kapitalis atau pemilik modal.

 

Pada masa perang dingin, kedua negara superpower berlomba untuk menyebarkan idiologinya. Perang ini disebut perang dingin atau cold war karena perang yang dilakukan tidak dilakukan secara terbuka atau perang fisik seperti perang dunia I dan II, tapi dilakukan dengan perlombaan menyebarkan idiologi ke negara lain dan menunjukan bahwa idiologi mereka masing-masing lebih baik dari pada yang lain.

Baca juga:  Atas Bawah

 

Idiologi liberal ini tersebar di negara-negara seperti Amerika Serikat, negara-negara eropa barat, dan untuk di asia adalah Jepang. Jepang ini merupakan negara kalah perang yang seharusnya tidak mendapatkan dana dari Marshal Plann atau dana bantuan dari amerika serikat untuk negara-negara sekutunya yang mengalami kerusakan, tapi hal ini dilakukan oleh Amerika Serikat untuk membendung paham komunis yang ada di negara tetangganya yaitu Republik Rakyat Cina (RRC) dan Korea Utara.

 

Sedangkan untuk paham komunis, paham ini tersebar di negara-negara Eropa Timur, Uni Sovyet, RRC, Korea Utara, dan Vietnam Utara. RRC merupakan negara satelit bagi Uni Sovyet yang paling besar, tapi akhirnya mereka sendiri berkonflik karena ada perbedaan penerapan paham komunis yang mendasar antara keduanya. Jika Uni Sovyet menekankan pahamnya pada komunis yang ditopang oleh kaum buruh (seperti asli pada paham sosialis). Karena sebagian besar rakyat Uni Sovyet adalah buruh akibat industrialisasi dan modernisasi yang dilakukannya sejak zaman Peter yang agung. Sedangkan RRC mendasarkan paham komunisnya pada kaum petani. Karena sebagian besar rakyatnya adalah petani yang masih banyak terdapat luas lahan pertanian di sana. Jadi Uni Sovyet menuduh bahwa RRC telah menyimpang dari paham komunis yang sebenarnya.

 

Sekian pembahasan dari saya, untuk artikel saya selanjutnya akan kita bahas tentang perang dingin lebih jauh.

Written by Dimas Prasetyo Muharam

Hello! My name is Dimas Prasetyo Muharam. As a visually impaired individual, I am a passionate activist for disability rights, currently serving as a civil servant and researcher. I hold a Bachelor's degree in English Literature from Universitas Indonesia and a Master of Education from Adelaide University, which I attended as an Australia Awards Scholar. In 2006, I co-founded Kartunet, an online community dedicated to empowering people with disabilities through digital literacy. Recognized as a changemaker for my work, I am deeply invested in technology for accessibility and am currently exploring how Artificial Intelligence (AI) can help build a more inclusive world for the visually impaired.

Related Posts

Tikus

Tikus

Akhir-akhir ini, rumah saya keserbu sama tikus-tikus yang sangat menyulitkan. Tikus-tikus itu adalah tikus dalam arti sebenarnya yaitu hewan pengerat yang tubuhnya kecil tapi daya hancurnya sangat besar. Pernah saking hebatnya itu makhluk kecil, mesin cuci di rumah...

baca lainnya
Liberalisme, baikkah itu?

Liberalisme, baikkah itu?

Napak tilas lagi pemikiran saya semasa berseragam putih abu-abu. Bagaimana melihat dua paham besar di kala Perang Dingin antara baik dan buruk. Kini, hal itu lebih moderat yaitu bagaimana untuk jadi pemilik modal yang mampu bermanfaat dan berdampak sosial.  ...

baca lainnya

0 Komentar

Kirim Komentar