Bagi banyak orang, gelap dianggap sebagai akhir dari terang. Namun untuk Dimas Prasetyo Muharam, gelap menjadi awal dari terbukanya dunia untuknya. Sebab, menurut pria kelahiran Jakarta, 14 Agustus ini, segala sesuatu memiliki banyak pilihan perspektif. Nasib buruk atau baik akan berbeda jadinya ketika dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Dimas memilih untuk menjadikan gelap di matanya sebagai peluang untuk berkarya dan berkontribusi lebih banyak. Dia tidak lantas terpuruk dan berhenti karenanya.

Awal Dimas Memaknai Pentingnya Pendidikan

Dimas terlahir dengan kondisi fisik lengkap seperti anak lain pada umumnya. Namun tak ada yang menyangka bahwa Dimas akan mulai kehilangan daya penglihatannya di usia 12 tahun. Untuk anak seusia itu, mungkin belum disadari betapa berat kondisi yang dialami. Namun yang Dimas fikirkan saat itu adalah kenyataan bahwa dia harus putus sekolah sampai kelas VI caturwulan II. Saat itu informasi mengenai pendidikan inklusif atau terintegrasi masih sangat minim. Para guru dan tenaga pendidik juga belum paham cara menangani siswa dengan berkebutuhan khusus penglihatan. Hal itu merenggut salah satu kesenangan anak seusianya yaitu bersekolah.

Ada ungkapan bahwa “badai pasti akan berlalu”. Awalnya, ada Kesedihan karena pemikiran bahwa teman-teman sebayanya dapat pergi ke sekolah sedangkan dirinya hanya berdiam diri di rumah. Namun satu tahun berselang, nestapa perlahan mulai terangkat. Dimas kembali ke sekolah untuk mengikuti Ebtanas, dan masih dapat lulus dengan nilai rata-rata 9. Kemudian Dimas melanjutkan ke sekolah umum yaitu SMP 226 Jakarta dan SMA 66 Jakarta. Hingga masuk PTN lewat jalur SPMB di tahun 2007 dan berhasil masuk jurusan S1 Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Mendapat gelar sarjana di awal 2012, Dimas lalu mendapatkan kesempatan short course selama tiga bulan di Flinders University, Adelaide, Australia pada musim semi 2013.

Cita-Cita Dimas untuk Membantu Sesama

Selama jadi mahasiswa, selain aktif di berbagai kepanitiaan dan organisasi kampus, Dimas juga dengan beberapa sahabat tunanetra mendirikan Komunitas Kartunet (Karya Tunanetra). Berdiri sejak 19 Januari 2006, Kartunet hingga saat ini masih aktif mempublikasikan karya tulis dan pengalaman dari komunitas disabilitas, dan membina kemandirian para tunanetra melalui keterampilan menulis dan juga teknologi informasi dan komunikasi. Kini, Dimas mengabdikan diri untuk negara sebagai PNS peneliti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dia berharap dengan bergabungnya di Kemendikbud, dapat lebih memajukan pendidikan di Indonesia menjadi lebih inklusif.

Bagaimana Dimas P Muharam Dapat Berkarya dan Bekerja?

Tentu ada yang bertanya-tanya, “bagaimana seorang Dimas Prasetyo Muharam yang kehilangan penglihatan atau totally blind dapat bekerja, bahkan menggunakan komputer dan perangkat ICT lainnya?”.

Jawabannya adalah karena kehadiran teknologi yang dinamakan screen reading software atau aplikasi pembaca layar. Software tersebut dipasang pada komputer atau smart phone, yang kemudian akan enerjemahkan tampilan visual di layar ke bentuk audio. Dimas dan para tunanetra lainnya yang menggunakan teknologi ini cukup mendengarkan melalui speaker / headphone, lalu memasukkan perintah melalui keyboard atau layar sentuh pada smart phone.

Seorang tunanetra yang dapat menggunakan komputer atau smartphone, bahkan sampai menjadi programmer, karyawan, pengusaha, jurnalist, atau web developer, dewasa ini bukanlah hal yang “ajaib” lagi. Tiap tunanetra yang ingin belajar, harus mampu memanfaatkan ini untuk keperluan sehari-hari atau profesional. Dimas kerap kali menjadi narasumber / trainer untuk melatih para tunanetra untuk belajar komputer. Bahkan di tahun 2015 – 2017, Dimas dipercaya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai instruktur pada program pelatihan untuk para disabilitas usia produktif. Di kala pandemi yang menghendaki adanya jaga jarak, Dimas kembali dipercaya sebagai pelatih pada kegiatan training for trainers pada Pelatihan dan Kompetisi bidang TIK untuk Penyandang Disabilitas yang diadakan oleh Kementerian Kominfo RI tahun 2020.

Bagaimana untuk Menghubungi Dimas P. Muharam?

Silakan hubungi Dimas Prasetyo Muharam untuk berbagai keperluan. Dimas dengan senang hati untuk menjadi rekan diskusi Anda terkait topik pendidikan inklusif untuk penyandang disabilitas atau alat bantu aksesibilitas. Dimas juga dapat berbagi pengalaman dan motivasi dalam forum seminar, dan menjadi instruktur workshop pelatihan komputer bicara untuk para tunanetra. Profil lengkap Dimas dapat ditemui di LinkedIn, Facebook, serta Twitter.