Salah satu tokoh nasional, yang mungkin saya sadari atau tidak, menjadi role model untuk langkah-langkah saya selama ini sejak duduk di bangku SMA. Bagaimana buku dari biografi para tokoh yang menginspirasi memang benar dapat membentuk seseorang.
Saya baru saja membaca biografi dari seorang Bung Hatta. Sebenarnya sampai tulisan ini setengah dibuat, saya belum selesai membaca seluruh dari isi bukunya. Coba bayangkan buku yang setebal itu. Jika dikasetkan maka itu ada sekitar 30 kaset lebih. Saya baru mendengarnya sekitar 4 kaset.
Tapi walaupun baru segitu, saya sudah dapat memperkirakan bagaimana sosok seorang bung hatta itu waktu masih muda. Benar-benar tokoh yang patut dijadikan teladan hidup.
Saya kagum dengan cara hidup dan prinsipnya. Benar-benar hal yang hamper hilang di jaman yang orang bilang moderen ini. Beliau itu memiliki sifat hemat, tapi tidak kikir. Benar-benar sikap yang berbeda sekali dari kalangan muda sekarang yang kebanyakan konsumtif. Coba saja, sekarang ini banyak sekali mall-mall dan hiper market. Salah satu bukti semakin suburnya kapitalisme yang selalu identik dengan sifat konsumtif. Lalu dengan banyaknya kartu kredit yang masih banyak kalangan masyarakat yang menganggap jika memiliki kartu kredit itu adalah suatu yang hebat. Padahal menurut saya hal itu menunjhukan bahwa seseorang itu sering sekali berhutang. Iya bukan?. Sistem dari kartu kredit itu kan pihak bank dulu yang membayar, lalu nanti pihak bank akan memberikan tagihannya kepada yang menggunakannya itu. Sebenarnya pada awalnya kartu kredit dan mesin atm itu baik. Tapi jika disalah gunakan akan membuat masyarakat semakin konsumtif dengan semakin mudahnya untuk mengambil uang. Jika digunakan untuk kepentingan yang mendadak seperti butuh uang untuk ke rumah sakit itu sih memang penting, tapi jika untuk belanja yang sebenarnya tidak perlu-perlu amat, apa itu bisa dibenarkan?.
Lalu beliau itu sosok yang sangat idealis sekali. Ia adalah seorang tokoh nasionalis yang sangat benci dengan komunis. Ia lebih condong ke sosialis yang tidak radikal atau memanfaatkan bentrokan fisik seperti komunis. Sebenarnya sosialisme adalah paham yang sudah dianjurkan oleh Islam dari sejak dulu. Yaitu dengan sistem gotong royong tidak individualis, dan lebih mementingkan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi. Karena kebersamaan, musyawarah, dan persatuan adalah hal yang sangat diutamakan dalam Islam.
Tidak seperti paham sosialisme yang dianjurkan oleh Karl Marx. Banyak orang yang keliru dengan menganggap bahwa sosialisme adalah buah pemikiran murni dari karl marx dan frederich engels, tapi sebenarnya sosialisme itu adalah sudah ada sejak Islam hadir, atau bahkan merupakan asas kehidupan yang sangat mendasar. Karena paham sosialisme karl marx adalah paham yang anti tuhan, Ia menganggap bahwa semua di dunia ini dapat berjalan sendiri dengan kuasa manusia walaupun tanpa tuhan sedikit pun. Sosialisme dalam Islam sangat baik untuk dijalankan oleh semua orang.
Ia bersekolah di sekolah-sekolah belanda pada masa kolonial yang tidak semua anak Indonesia dapat memasukinya. Karena prestasinya, Ia dapat bersekolah di ELS yaitu sekolah anak-anak eropa. Setelah lulus bersekolah di Indonesia, Ia ditawari pekerjaan di birokrasi oleh pemerintah kolonial belanda, tapi Ia menolaknya dan lebih memilih melanjutkan studinya di Negeri Belanda. Ia di sana menjadi anggota PI atau Perhimpunan Indonesia yang pada awalnya hanya merupakan club studi untuk mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Beberapa tahun di sana Ia dipercaya oleh para anggotanya untuk menjadi ketua. Ia juga pernah mengikuti konfrensi anti kolonialisme yang kemudian pada akhirnya konfrensi itu gagal karena telah disusupi oleh orang-orang komunis.
Lalu setelah Ia lulus di sana, Ia kembali ke Indonesia dan berjuang di dalam negeri. Di Indonesia, Ia masuk ke PNI yaitu Partai Nasional Indonesia. Setelah PNI bubar karena kegiatannya yang tianggap oleh pemerintah kolonial terlalu radikal, Ia mendirikan partai baru yaitu PNI baru atau pendidikan Nasional Indonesia.
Di partai ini Ia menerapkan prinsipnya yang pada PNI pimpinan soekarno tidak diterapkan. Ia berprinsip bahwa partai kader adalah yang baik untuk diterapkan pada masa sekarang. Karena, partai berfungsi selain sebagai alat politik, juga sebagai pendidikan politik kepada masyarakat. Jadi pengkaderisasian anggota untuk penerus partai sangatlah penting untuk dilakukan. Dengan ini usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilakukan dengan baik. Ini terbukti pada saat pimpinan PNI baru ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda, langsung ada ketua-ketua baru yang cepat menggantikan. Sehingga regenerasi pemimpin itu baru berhenti sampai partai itu resmi dibubarkan oleh pemerintah kolonial.
Kemudian saya setuju dengan prinsip Bung Hatta yaitu menyetujui bahwa bentuk negara yang pantas bagi negara yang terdiri dari bermacam etnik dan suku bangsa ini adalah bentuk negara federal. Jadi setiap daerah dapat benar-benar mengurus kehidupan daerahnya sendiri tanpa dicampuri oleh pemerintah pusat. Jadi tidak ada perasaan terjajah oleh pemerintah pusat. Sehingga pemberontakan-pemberontakan yang disebabkan oleh ketidak puasan rakyat daerah dengan kebijakan pemerintah pusat tidak akan terjadi.
Lalu prinsip Bung Hatta dalam menjalankan perekonomian adalah dengan pasal 33 UUD 45. Yaitu dengan menjalankan koperasi, badan usaha milik negara mengurusi cabang-cabang perekonomian yang fital, dan badan usaha milik swasta mengurusi cabang-cabang produksi yang tidak fital. Karena penyusun pasal itu adalah bung Hatta sendiri, sehingga Ia sangat berpegangan dengan pasal-pasal tersebut. Dengan koperasi yang prinsipnya menyejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sangatlah sesuai untuk negara baru berkembang seperti Indonesia dan paham masyarakat Indonesia yang masih penuh dengan kekolektifitasan dan gotong royong. Sehingga tiap anggota mendapatkan balas jasa yang seimbang dengan jasanya tanpa memandang dari mana mereka berasal seperti sistem feodal. Lalu untuk BUMN, ini menyebabkan negara harus menguasai cabang-cabang ekonomi yang fital. Ini adalah inti dari sosialisme yang berfungsi untuk mendistribusikan kemakmuran ke semua lapisan, dan golongan masyarakat.
Lalu yang membuat saya lebih kagum lagi adalah, Kemampuan untuk berfikir dan menulis berbagai karangan untuk kemajuan bangsa masih Ia lakukan sampai penghujung masa hidupnya. Sampai Ia meninggal pada tahun 1980, pada tahun kira-kira 1978 Ia masih sering berpidato, dan menulis berbagai artikel tentang untuk kemajuan kesejahteraan rakyat. Kemampuan untuk berfikir dan pandangan politik serta ekonominya tidak ada penurunan dibandingkan masa mudanya dulu. Benar-benar sosok yang patut dicontoh.
Tapi usahanya untuk memberi peringatan tentang berbagai masalah negara kepada pemerintah sejak setelah Ia tidak menjadi wakil Presiden lagi sepertinya tidak menemui hasil. Hanya sedikit saran-sarannya yang dilaksanakan atau malah sama sekali tidak didengar. Tapi Ia beranggapan bahwa Ia sudah melaksanakan tanggung jawabnya dengan sudah memperingatkan paling tidak. Sehingga perjuangannya ini bagai perjuangan yang patah, tidak menemui hasil yang Ia dambakan yaitu keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Apakah kita sebagai generasi penerus bangsa dapat meneladani prinsip-prinsip bung Hatta yang sangat patut untuk dicontoh ini?. Dapatkah perjuangan yang patah ini tersambung kembali untuk kejayaan bangsa Indonesia?. Semua jawabnya ada pada diri kita masing-masing.
Penghormatan setinggi-tingginya untuk pejuang proklamasi Muhammad Hatta.
0 Komentar